Air Mata di Ujung Sajadah adalah film drama keluarga Indonesia tahun 2023 yang disutradarai oleh Key Mangunsong berdasarkan skenario yang ditulis oleh Titien Wattimena. Film yang diproduksi oleh Beehave Pictures dan Multi Buana Kreasindo Productions ini diproduseri oleh Ronny Irawan dan Nafa Urbach. Cerita ditulis oleh Ronny Irawan.[2][3][4][5]
Latar belakang
Ide cerita Airmata Di Ujung Sajadah berasal dari produser Ronny Irawan. Skenario film mulai ditulis tahun 2017 oleh Titien Wattimena dengan penulis pendamping, Ummu Amalia Misbah, Muthi'ah Khairunnisa, dan Key Mangunsong yang terus menggodok hingga mencapai draft 9 (final).
Film ini juga menjadi debut bagi Nafa Urbach yang mendampingi Ronny Irawan selaku produser film. Air Mata di Ujung Sajadah merupakan kerjasama antara Beehave Pictures dan Multi Buana Kreasindo Productions yang berkomitnen ingin menyajikan film drama yang cocok dinikmati seluruh keluarga, dengan mengangkat topik tentang pengorbanan, keikhlasan dan arti keluarga yang sesungguhnya.
Dalam sebuah rilis, Key Mangunsong selaku sutradara menyebut bahwa film ini berkisah tentang perjalanan cinta yang posesif berubah menjadi cinta yang membebaskan; tentang perubahan cinta yang egois berubah menjadi altruis melalui jalan pengorbanan yang penuh derita dan air mata. Seperti burung phoenix yang terbakar menjadi abu lalu terlahir abadi, di akhir duka terbitlah cinta sejati yang mengalahkan segala situasi, ruang dan waktu.
Pemeran
Sinopsis
Film ini menceritakan tentang Aqilla (Titi Kamal) yang dibohongi oleh ibunya sendiri, Halimah (Tutie Kirana) bahwa bayinya dengan Arfan (Krisjiana Baharudin) meninggal karena sebuah alasan. Halimah menyerahkan bayi Aqilla untuk diasuh oleh pasangan Arif (Fedi Nuril) dan Yumna (Citra Kirana) yang sudah lama mendambakan seorang anak. Tujuh tahun kemudian, Aqilla mengetahui bahwa anaknya, Baskara (Faqih Alaydrus) masih hidup. Aqilla berusaha mendapatkan anaknya kembali, namun di sisi lain dia tidak tega merenggut kebahagiaan keluarga Arif, Yumna dan Eyang Murni (Jenny Rachman). Sementara itu Arif dan Yumna juga tidak sanggup kehilangan Baskara, namun mereka juga merasa bersalah telah merebut satu-satunya kebahagiaan Aqilla.
Pranala luar
Referensi