Agresi digital

Pengguna ini adalah peserta Tantangan menulis Social Media 4 Peace


Agresi digital (Digital Agression atau DA) secara umum dapat diartikan sebagai penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk dengan sengaja menyakiti orang lain.[1] DA terjadi melalui beberapa jenis TIK, seperti ponsel (misalnya, panggilan telepon atau pesan teks), komputer, atau tablet, dan berlangsung di berbagai platform (misalnya, email, situs jejaring sosial, pesan instan, atau game online).[2]

Terdapat perdebatan tentang apakah DA hanyalah perundungan tradisional yang berpindah ke dunia maya.[3][4] Beberapa peneliti melihatnya sebagai perpanjangan dari perundungan luring, sementara yang lain menemukan sedikit tumpang tindih.[2][5] Namun, DA terkadang bisa lebih menyakitkan daripada perundungan tradisional, kemungkinan karena karakteristik lingkungan daring, seperti anonimitas pelaku.[6] Para pelaku DA cenderung merasa lebih bebas dan terlibat dalam perilaku daring yang mungkin tidak mereka lakukan dalam interaksi tatap muka.[7]

Berbagai bentuk Agresi Digital

DA memiliki banyak bentuk, termasuk pelecehan (misalnya, berulang kali mengirim pesan yang tidak pantas atau menyakitkan), flaming (misalnya, menggunakan penghinaan dan kata-kata kotor, seringkali sebagai reaksi terhadap provokasi), dan pengucilan (misalnya, memblokir seseorang dari kontak), dan masih banyak lagi.[8][9] Selain kata-kata kotor, sebuah studi mencatat bahwa DA biasanya juga dipenuhi dengan gambar eksplisit tentang kekerasan seksual.[10] Sementara itu, Banet-Weiser dan Miltner (2016) menyoroti misogini yang sering menjadi ciri kekerasan siber dan disertai dengan rasisme, yang berarti bahwa perempuan kulit berwarna sering menjadi sasaran jenis kekerasan ini.[11]

Dampak Agresi Digital

Penelitian menunjukkan adanya kaitan yang kuat antara pengalaman DA dan dampak negatif terhadap kesehatan mental pada remaja dan dewasa muda. Studi-studi telah menunjukkan bahwa mereka yang mengalami DA lebih rentan menderita depresi, kecemasan, bahkan pikiran untuk bunuh diri.[12][13][14][15][16][17][18] Lebih lanjut, korban DA juga ditemukan mengalami kesulitan di bidang kehidupan lainnya, termasuk peningkatan absensi sekolah dan penurunan prestasi akademik,[19] serta peningkatan kemungkinan terlibat dalam perilaku melanggar aturan, agresi, dan kenakalan.[2][20]

Rujukan

  1. ^ Burt, S.A; Alhabash, S (2018-03). "Illuminating the nomological network of digital aggression: Results from two studies". Aggressive Behavior. 44 (2). doi:https://doi.org/10.1002/ab.21736 Periksa nilai |doi= (bantuan). 
  2. ^ a b c Ybarra, M.L; Boyd, D; Korchmaros, J.D; Oppenheim, J.K (2012-07). "Defining and measuring cyberbullying within the larger context of bullying victimization". J Adolesc Health. 51 (1): 53–58. doi:https://doi.org/10.1016/j.jadohealth.2011.12.031 Periksa nilai |doi= (bantuan). 
  3. ^ Casas, J.A; Del Rey, R; Ortega-Ruiz, R (2013). "Bullying and cyberbullying: Convergent and divergent predictor variables". Computers in Human Behavior. 29: 580–587. doi:http://dx.doi.org/10.1016/j.chb.2012.11.015 Periksa nilai |doi= (bantuan). 
  4. ^ Juvonen, J; Gross, E.F (2008-09). "Extending the school grounds?--Bullying experiences in cyberspace". J Sch Health. 78 (9): 496–505. doi:https://doi.org/10.1111/j.1746-1561.2008.00335.x Periksa nilai |doi= (bantuan). 
  5. ^ Kubiszewski, V; Fontaine, R; Potard, C; Auzoult, L (2015-02). "Does Cyberbullying overlap with school bullying when taking modality of involvement into account?". Computers in Human Behavior. 43: 49–57. doi:10.1016/j.chb.2014.10.049. 
  6. ^ Sticca, F; Perren, S (2013). "Is cyberbullying worse than traditional bullying? Examining the differential roles of medium, publicity, and anonymity for the perceived severity of bullying". Journal of Youth and Adolescence. 42 (5): 739–750. doi:htpps://doi.org/10.1007/s10964-012-9867-3 Periksa nilai |doi= (bantuan). 
  7. ^ Joinson, A.N (2007). Disinhibition and the Internet. In J. Gackenbach (Ed.), Psychology and the Internet: Intrapersonal, interpersonal, and transpersonal implications. Academic Press. hlm. 75–92. 
  8. ^ Kowalski, R; Giumetti, G; Schroeder, A; Lattanner, M (2014-02). "Bullying in the Digital Age: A Critical Review and Meta-Analysis of Cyberbullying Research Among Youth". Psychological Bulletin. 140 (4). doi:http://dx.doi.org/10.1037/a0035618 Periksa nilai |doi= (bantuan). 
  9. ^ Vandebosch, H; Van Cleemput, K (2008). "Defining cyberbullying: A qualitative research into the perceptions of youngsters. Journal of Cybertherapy and Rehabilitation". CyberPsychology & Behavior. 11 (4): 499–503. doi:https://doi.org/10.1089/cpb.2007.0042 Periksa nilai |doi= (bantuan). 
  10. ^ Jane, E,A (2014). "Your a ugly, whorish, slut" understanding E-bile". Feminist Media Studies. 14 (4): 531–546. doi:https://doi.org/10.1080/14680777.2012.741073 Periksa nilai |doi= (bantuan). 
  11. ^ Banet-Weiser, S; Miltner, K.M (2016). "# MasculinitySoFragile: culture, structure, and networked misogyny". Feminist Media Studies. 16 (1): 171–174. doi:https://doi.org/10.1080/14680777.2016.1120490 Periksa nilai |doi= (bantuan). 
  12. ^ Bonanno, Rina A.; Hymel, Shelley (2013-05-01). "Cyber Bullying and Internalizing Difficulties: Above and Beyond the Impact of Traditional Forms of Bullying". Journal of Youth and Adolescence (dalam bahasa Inggris). 42 (5): 685–697. doi:10.1007/s10964-013-9937-1. ISSN 1573-6601. 
  13. ^ Mitchell, Kimberly J.; Wolak, Janis; Finkelhor, David (2007-02-01). "Trends in Youth Reports of Sexual Solicitations, Harassment and Unwanted Exposure to Pornography on the Internet". Journal of Adolescent Health (dalam bahasa English). 40 (2): 116–126. doi:10.1016/j.jadohealth.2006.05.021. ISSN 1054-139X. PMID 17259051. 
  14. ^ Molero, María M.; Martos, África; Barragán, Ana B.; Pérez-Fuentes, María C.; Gázquez, José J. (2022-01-12). "Anxiety and Depression from Cybervictimization in Adolescents: A Metaanalysis and Meta-regression Study". European Journal of Psychology Applied to Legal Context (dalam bahasa Inggris). 14 (1): 42–50. doi:10.5093/ejpalc2022a5. ISSN 1889-1861. 
  15. ^ Perren, Sonja; Dooley, Julian; Shaw, Thérèse; Cross, Donna (2010-12). "Bullying in school and cyberspace: Associations with depressive symptoms in Swiss and Australian adolescents". Child and Adolescent Psychiatry and Mental Health (dalam bahasa Inggris). 4 (1). doi:10.1186/1753-2000-4-28. ISSN 1753-2000. PMC 3003626alt=Dapat diakses gratis. PMID 21092266. 
  16. ^ Wigderson, Sara; Lynch, Michael (2013-10). "Cyber- and traditional peer victimization: Unique relationships with adolescent well-being". Psychology of Violence (dalam bahasa Inggris). 3 (4): 297–309. doi:10.1037/a0033657. ISSN 2152-081X. 
  17. ^ Schenk, Allison M.; Fremouw, William J. (2012-01-01). doi:10.1080/15388220.2011.630310. ISSN 1538-8220 https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/15388220.2011.630310.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  18. ^ Selkie, Ellen M.; Fales, Jessica L.; Moreno, Megan A. (2016-02-01). "Cyberbullying Prevalence Among US Middle and High School–Aged Adolescents: A Systematic Review and Quality Assessment". Journal of Adolescent Health (dalam bahasa English). 58 (2): 125–133. doi:10.1016/j.jadohealth.2015.09.026. ISSN 1054-139X. PMC 4724486alt=Dapat diakses gratis. PMID 26576821. 
  19. ^ Gardella, Joseph H.; Fisher, Benjamin W.; Teurbe-Tolon, Abbie R. (2017-04-01). "A Systematic Review and Meta-Analysis of Cyber-Victimization and Educational Outcomes for Adolescents". Review of Educational Research (dalam bahasa Inggris). 87 (2): 283–308. doi:10.3102/0034654316689136. ISSN 0034-6543. 
  20. ^ Ybarra, Michele L; Mitchell, Kimberly J (2004-05-25). "Youth engaging in online harassment: associations with caregiver–child relationships, Internet use, and personal characteristics". Journal of Adolescence. 27 (3): 319–336. doi:10.1016/j.adolescence.2004.03.007. ISSN 0140-1971.