Drs. Ady Rosa, M.Sn., yang dijuluki Jenderal Tato Indonesia (3 Juli 1953 – 16 Juli 2014) adalah seorang pakar tato, pelukis, penulis, dan pengajar Indonesia. Ia pernah mengajar di Fakultas Bahasa, Sastra, dan Seni Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat.[1][2]
Penelitiannya tentang tato tradisional Mentawai selama bertahun-tahun telah menemukan 160 motif tato Mentawai.[1][3] Penelitian tersebut lalu dituangkannya dalam tesis program pascasarjana di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1994, di mana ia kemudian mendapat julukan Jenderal Tato Indonesia.[1][2][4] Kepakarannya dalam bidang tato menyebabkan ia sering dijadikan narasumber bagi peneliti tato, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.[1]
Dalam pernikahannya dengan Farida Idrus, seorang guru di SMKN 4 Padang, mereka telah dikarunia empat orang anak, yaitu Dipa Aditya Rosa, Dibya Prayasitta Somya Rosa, Devi Oktaviani Rosa, dan Iing Rosa.[1][2]
Sang Jenderal Tato Indonesia itu meninggal dunia pada 16 Juli 2014 setelah terserang stroke untuk keempat kalinya. Ady Rosa menghembuskan napas terakhirnya di RS Yos Sudarso, Padang.[2] Ia juga tengah menyelesaikan bukunya tentang Mentawai sebelum ajal menjemputnya.[1]
Referensi
Pranala luar