Adi EkopriyonoAdi Ekopriyono adalah tokoh persuratkabaran berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal sebagai pewarta, redaktur senior dan asisten direktur Suara Merdeka, sebuah surat kabar cukup berpengaruh yang terbit di Semarang, Jawa Tengah. Di sela tugasnya sebagai jurnalis, Adi juga menjadi tenaga pengajar di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang.[1][2] Latar belakangAdi Ekopriyono lahir di Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, November 1958. Dia menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di Wonosobo. Setelah itu melanjutkan pendidikan di Jurusan Publisistik, Fakultas Sosial dan Politik Universitas Diponegoro sambil bekerja sebagai reporter di harian Suara Merdeka. Dia terus menapaki kariernya sehingga dipercaya memegang Desk Editor, Koordinator Liputan, Redaktur Pelaksana, Redaktur Senior, Asisten Direktur, dan puncaknya dia memegang jabatan penting yakni Direktur Eksekutif Budi Santoso Foundation (BSF). Jiwanya tetap wartawan. Di tengah-tengah kesibukan menjadi pembicara, moderator, dan tugas-tugas kantor, ia menulis kolom dan berita di Suara Merdeka dan beberapa buku. Pada tahun 1998, terutama saat–saat akhir pemerintahan Soeharto, ia menjadi kontributor untuk Harian The Courier-Mail, Brisbane, Australia. Sebuah lembaga memberikan beasiswa pascasarjana kepadanya. Jadilah ia alumnus Program Studi Magister Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga. Itulah beasiswa kedua yang ia peroleh, yang pertama adalah beasiswa Bakat Prestasi untuk pendidikan S-1. Setelah menyelesaikan pendidikan S-2, sebenarnya ia mendapat beasiswa S-3 ke AS, tapi tidak mendapat izin dari Suara Merdeka. Sebagai kompensasinya, ia pun mendapat dana dari perusahaan koran tersebut untuk menempuh pendidikan Program Doktor Studi Pembangunan di UKSW. Tahun 2012 ia menjadi wartawan Suara Merdeka yang pertama meraih gelar doktor. Bibliografi
Lihat pulaReferensi
|