Adeg-adeg yaitu salah satu tanda dalam aksara Jawa Hanacaraka yang fungsinya sebagai penanda dimulainya cerita atau permulaan alinea baru.[1] Di dalam penulisan aksara Jawa terdapat dua jenis tanda, yaitu 'adeg-adeg' dan 'pada'. Adeg-adeg berfungsi untuk memberi tanda dimulainya ceritera atau alinea baru, sedangkan pada merupakan tanda lain seperti pada lingsa yang berfungsi seperti koma dalam bahasa Indonesia, pada lungsi yang fungsinya untuk menghentikan kalimat atau sama dengan fungsi titik dalam bahasa Indonesia.
Referensi
Lihat pula
|
---|
Aksara nglegena (20 aksara dasar) |
|
|
8 Aksara murda | |
---|
Aksara swara (5 aksara vokal) dan 2 Aksara gantèn | |
---|
|
Aksara tambahan |
---|
5 Aksara mahaprana (arkais) | |
---|
7 Tidak digunakan / dipertentangkan | |
---|
|
Sandhangan (Tanda diakritik) |
---|
6 Sandhangan swara (pembentuk vokal) | |
---|
4 Sandhangan panyigeg (penutup suku kata) | |
---|
3 Sandhangan wyanjana (tengah suku kata) | |
---|
5 Vokal pajang (arkais) | |
---|
|
Pada (simbol) |
---|
8 Tanda baca | |
---|
Kombinasi tanda baca dan aksara | |
---|
8 Hiasan dan simbol arkais |
꧁
|
꧂
|
꧌
|
꧍
|
꧆
|
ꧏ
|
꧞
|
꧟
|
Rerenggan
|
Pada piseleh
|
Pada windu
|
Pangrangkep
|
Pada tirta tumetes
|
Pada isen-isen
|
|
---|
|