Abu al-Qasim al-Habib an-Naisaburi
KeahlianSemasa hidupnya, Abu al-Qasim al-Habib an-Naisaburi memiliki kemampuan sebagai ahli bahasa Arab dan ilmu Al-Qur'an. Karena kemampuan ini, Abu al-Qasim juga dikenal sebagai sastrawan dan ahli nahwu. Selain itu, Abu al-Qasim juga ahli dalam sejarah peperangan dan menguasai kisah-kisah umat di masa lalu dan biografi para ulama.[1] Abu al-Qasim juga menjadi perawi hadis dari beberapa ulama. Ia mendengar hadis dari Ibnu Hibban. Periwayatan hadisnya berasal dari Abu Bakar Muhammad bin Abdul Wahid al-Hairi, Abu al-Fath Muhammad bin Ismail al-Farghani., Abu Bakar Zakaria al-Anbari, Abu Abdullah ash-Shaffar dan Abu Muhammad al-Mazni.[2] KepribadianAbu al-Qasim al-Habib an-Naisaburi dikenal sebagai pengajar bagi para penuntut ilmu di Naisabur. Ilmu yang diajarkannya sangat berpengaruh di majelis-majelis ilmu. Abu al-Qasim al-Habib an-Naisaburi juga mampu mempengaruhi orang-orang kaya yang datang ke Naisabur untuk membiayai pengajaran. Sebaliknya, orang-orang miskin di Naisabur menerima kedermawanan melalui bantuannya.[3] MazhabMazhab awal yang diikuti oleh Abu al-Qasim adalah Karamiyah. Namun, ia kemudian beralih megikuti Mazhab Syafi'i. Dalam nasihat-nasihat, majelis-majelis dan syair-syair yang ditulisnya, pemahaman Abu al-Qasim seperti sufi.[3] Karya tulisAt-Tanbih ‘Ala fadhli ‘Ulum Al- Qur’anAt-Tanbih ‘Ala fadhli ‘Ulum Al- Qur’an berisi tentang ilmu-ilmu Al-Qur'an yang termulia. Salah satunya tentang penyebab turunnya ayat Al-Qur'an di tempat-tempat tertentu. Kitab ini mengurutkan lokasi penurunan ayat yaitu di Makkah dan Madinah dan penggolongannya ke dalam surah madaniyah dan makkiyah.[4] WafatAbu al-Qasim al-Habib an-Naisaburi wafat pada tahun 406 Hijriah atau 1016 Masehi.[5] ReferensiCatatan kaki
Daftar pustaka
|