Abe adalah film Amerika Serikat yang mengisahkan anak yang berada dalam dilema keagamaan dan budaya. Film ini dibintangi oleh Noah Schnapp dan Seu Jorge,[1] serta disutradarai oleh Fernando Grostein Andrade.
Sinopsis
Seorang laki-laki berusia 12 tahun bernama Abraham (Noah Schnapp) lahir dari keluarga Israel dan Palestina. Ibunya berdarah Israel dan beragama Yahudi, sementara ayahnya berdarah Palestina beragama Islam. Bahkan, keluarga dari pihak ibu memanggil Abraham dengan sebutan Avraham (dalam bahasa Ibrani: אַבְרָהָם); sementara keluarga dari pihak ayah memanggil Abraham dengan sebutan Ibrahim (dalam bahasa Arab: إِبْرَاهِيْم). Namun, Abraham hanya ingin dipanggil dengan sebutan Abe. Abe diam-diam bekerja pada seorang koki berdarah Afro-Brasili dan berkebangsaan Brasil bernama Chico (Seu Jorge) di dapur "Mix It Up". Restoran Chico sendiri menyajikan makanan yang merupakan perpaduan kuliner khas Amerika Selatan dan Jamaika. Abe terinspirasi oleh Chico dan memiliki hobi memasak. Karena Abe stres mendengar pentengkaran ayah dan ibunya, Abe pun mencoba mengundang keluarganya untuk datang ke rumahnya. Kegemaran yang dimiliki Abe terus mendorongnya untuk menciptakan kuliner dari hasil perpaduan budaya Israel dan Palestina. Akhirnya, Abe mengundang semua keluarganya dan menyajikan makanan buatannya. Namun, rencananya tidak semulus yang Abe duga, keluarganya curiga tentang makanan yang bukan murni dari budaya masing-masing. Akhirnya, setelah kedua keluarga bertengkar, Abe kecewa dan menemui Chico. Keluarga Abe menyadari kesalahannya dan mencari Abe yang hilang. Abe ditemukan dari foto yang diunggah di media sosial bersama Chico. Akhirnya, setelah Abe ditemukan, keluarganya lebih harmonis dan tidak mempermasalahkan kedua perbedaan itu lagi.[2]
Evaluasi dan kritik
Dari situs Rotten Tomatoes, film ini memiliki rating yang sama dari penonton (lebih dari 100 rating) dan kritikus (33 rating) - 70%.
Film ini mendapat peringkat 62 di Metacritic berdasarkan 12 ulasan kritis.
“Ini adalah film yang sentimental dan dapat diprediksi dengan perspektif yang terlalu sederhana dan berpusat pada anak tentang masalah politik yang kompleks.”,[3] - The New York Times
"...salah satu film yang tidak pernah Anda duga, tetapi menjadi kejutan yang menyenangkan bagi Anda",[4] - The Wall Street Journal