Abdul Rachman Zakir |
---|
Lahir | (1923-12-24)24 Desember 1923 |
---|
Meninggal | 17 November 1945(1945-11-17) (umur 21) Jakarta |
---|
Kebangsaan | Indonesia |
---|
Dikenal atas | Pejuang kemerdekaan Indonesia |
---|
Orang tua | Mohamad Roetab Sutan Palembang (ayah) Fatimah (ibu) |
---|
|
Abdul Rachman Zakir (24 Desember 1923 – 17 November 1945) adalah seorang pemuda pejuang kemerdekaan Indonesia.[1]
Perjuangan
Ia bersama Daan Anwar berjuang di daerah Senen pada masa perjuangan kemerdekaan (November 1945). Mereka berdua memimpin API (Angkatan Pemuda Indonesia) berperang melawan tentara Belanda (NICA). Oleh pihak kolonial, Zakir dianggap sebagai teroris karena aksi-aksinya yang menimbulkan banyak korban di pihak NICA, antara lain Mansvolt, seorang penasehat politik Hubertus Johannes van Mook, serta Kapten Smallwood, seorang Inggris anggota RAPWI, yang diculik dan dieksekusi oleh laskar rakyat pada 11 November 1945.[1]
Dalam suatu aksi pembersihan oleh NICA, mereka tertangkap di jalan Kramat Raya oleh satu peleton pasukan KNIL di bawah komando seorang Letnan Belanda. Mereka lalu dieksekusi mati. Setelah diberondong tembakan, ia gugur dalam perawatan di rumah sakit, sedangkan rekannya, Daan Anwar berhasil selamat setelah 48 jam dalam perawatan dokter-dokter bedah Sutan Assin, Harahap, Pohan dan Jamaluddin, namun kehilangan sebelah matanya.[1][2]
Jenazah Abdul Rachman Zakir awalnya dimakamkan di TPU Kawi-kawi, Jakarta Pusat, lalu pada tahun 1976 kerangka jenazahnya dipindahkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.[1]
Zakir adalah seorang mahasiswa tingkat III pada Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS) Surabaya yang kemudian pindah ke Sekolah Tinggi Kedokteran Ika Dai Gakku di Jakarta.[1]
Referensi
Pranala luar