Abdi Kristus (disingkat AK) adalah tarekat suster-suster yang pada mulanya disebut Abdi Dalem Sang Kristus (ADSK) ketika didirikan oleh Mgr Petrus Johannes Willekens, S.J., Vikaris Apostolik Batavia (Jakarta) pada 29 Juni 1938 di Ambarawa, Jawa Tengah. Tarekat ini mengembangkan panggilan hidup bakti di kalangan para wanita pribumi, waktu itu Jawa, sehingga namanya berkonotasi khas Jawa. Tujuh suster pertama dibina dengan bantuan dua orang suster Santo Fransiskus (OSF) dari Semarang. Pada tahun 1945 ADSK mulai berdiri sendiri, dipimpin oleh Sr. M Xaveria, AK yang baru berusia 23 tahun. ADSK melakukan pengabdian di bidang pendidikan, kesehatan, asrama / panti asuhan pastoral dan lain-lain. Karya-karya pertama dilakukan di Keuskupan Agung Semarang, tetapi kemudian melebar ke keuskupan lain seperti Malang, Surabaya, Denpasar, Jayapura, Nabire, Jakarta, Pangkalpinang, Bogor, dan Palangkaraya. ADSK mempunyai status Kongregasi tingkat keuskupan dari Uskup Agung Semarang. Karena mereka juga berhasil menarik panggilan hidup bakti dari kalangan lain bukan-Jawa, maka bagian nama yang khas Jawa disesuaikan, ditanggalkan, hingga menjadi Abdi Kristus (AK) saja dan lebih berkonotasi Indonesia. Diawali dengan menumpang di rumah biara OSF, Abdi Kristus kini mempunyai setidaknya 26 rumah biara di seluruh Indonesia, dan berpusat di Ungaran, Jawa Tengah. Kebanyakan rumah biara dan karya mereka berada di kota-kota kecil. Saat ini suster-suster Abdi Kristus berjumlah sekitar 150 orang. Rata-rata di setiap rumah biara mereka terutama yang berada di luar wilayah Keuskupan Agung Semarang di huni oleh 3-4 orang suster.
Referensi
- KWI, Buku Petunjuk Gereja Katolik Indonesia
- Buku Pedoman Interen Abdi Kritus, Konstitusi Abdi Kristus