Sima Yi
Sima Yi (司馬懿 Sīmǎ Yì) (Han Kuno: *s-lə *mˤraʔ *[ʔ]<r>ik-s (Baxter–Sagart); *slɯ *mraːʔ *qriɡs (Zhengzhang Shangfang)) (179 – 7 September, 251) nama kehormatan Zhongda merupakan seorang strategis, jenderal dan politisi Cao Wei pada era Tiga Kerajaan, Tiongkok. Ia mungkin paling dikenal sebagai pembela Cao Wei dari Zhuge Liang, Ekspedisi Utara. Kesuksesannya dan prestasinya yang menonjol membuka jalan bagi fondasi cucunya Sima Yan menjadi kaisar Dinasti Jin, yang akhirnya akan mengakhiri era Tiga Kerajaan. Setelah pendirian Dinasti Jin, Sima Yi diberikan gelar anumerta sebagai Kaisar Xuan dari Jin dengan nama kuil Gaozu.[1] Latar belakangKampung halaman keluarga Sima Yi adalah Xiaojing (孝敬里), Kecamatan Wen, Kabupaten Henei. Kakek moyangnya adalah Sima Ang, Raja Yin (殷王) yang memerintah pada masa Delapan Belas Kerajaan pada masa transisi Dinasti Qin ke Dinasti Han sebelum jenderal Liu Bang, Han Xin, menaklukkan wilayah kekuasaannya, menawan Sima Ang dan menaklukkan ibukota negaranya, Zhaoge. Pada masa awal Dinasti Han, kerajaan yang dahulu diperintah oleh Sima Ang diturunkan menjadi sebuah kabupaten dan keturunan Sima Ang menetap disana sejak berdirinya Dinasti Han.[2] Sima Yi[3] merupakan anak kedua dari Sima Fang, memiliki seorang kakak Sima Lang dan enam orang adik. Bersama saudaranya, mereka dikenal sebagai Delapan Da karena nama kehormatan kedelapan kakak adik berakhir dengan kata da (達).[4] Kehidupan awalSima Yi[3] merupakan satu dari delapan bersaudara, yang semuanya terkenal karena garis keturunan mereka. Masing-masing dari mereka memiliki nama gaya Tionghoa yang diakhiri dengan karakter Da (達). Karena hal tersebut, kedelapan bersaudara itu secara bersama dikenal sebagai "Delapan Da Sima" (司馬八達). Ini merupakan istilah kehormatan karena kelompok lain delapan administrator yang berbakat di dalam era sebelumnya telah diberikan sedemikian rupa. Keluarganya bertempat tinggal di Luoyang ketika Dong Zhuo menguasai kota, menghancurkannya, dan memindahkan ibu kota ke Chang'an. Kakak Sima Yi, Sima Lang (Boda) memimpin keluarga ke kediaman leluhur mereka di distrik Wen (温縣), dan kemudian, dengan tepat meramalkan bahwa tempat itu akan menjadi medan perang, memindahkan mereka sekali lagi ke Liyang (黎陽). Pada tahun 194, karena Cao Cao berperang dengan Lü Bu, Sima Yi menemani keluarganya kembali ke distrik Wen. Cao Cao yang menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum pada 201 mendengar potensi Sima Yi dan ingin merekrutnya untuk bekerja untuknya. Namun, Sima Yi menolak dengan alasan sakit dan Kitab Jin memberi detail lebih lanjut bahwa Sima Yi melihat bahwa Dinasti Han akan berada di ambang keruntuhan, menolak tawaran Cao Cao dan berdalih bahwa kakinya lumpuh dan ia terpaksa dirumahkan dengan mata-mata Cao Cao melaporkan kembali kepadanya bahwa Sima Yi berada di tempat tidur tidak kemana-mana.[5] Awal karierCao Cao mengangkat Sima Yi menjadi penasihat sekaligus ahli militer, setelah itu Sima Yi mengikuti Cao Cao untuk berperang melawan Dong Wu dan Shu Han di wilayah Chibi. Peperangan itu dimenangkan oleh Shu dan Wu. Lama setelah itu Cao Cao meninggal karena sakit yang dia derita, setelah kematian Cao Cao, anaknya Cao Pi menggantikan ayahnya menjadi Kaisar Wei yang pertama. Sima Yi tetap melayani keluarga Cao. Pada saat Cao Pi menjadi kaisar Wei, Sima Yi memberikan rancangan-rancangan strategi yang baik dan genius untuk berperang melawan Shu maupun Wu. Pada saat Pertempuran Wuzhang, Sima Yi berulang kali diajak bertempur Zhuge Liang. Sima Yi yang sebelumnya tidak mengetahui bahwa zhuge liang mati segera mundur, setelah sebelumnya dikepung oleh Shu dan dikira siasat agar ia mau bertempur. Sima Yi diangkat sebagai Perdana Menteri Wei yang terbaik dan diberi mahkota berbentuk Limas Segitiga berwarna biru tua yang terbuat dari batu safir dan ditengahnya terdapat batu permata berwarna biru tua yang sangat indah. Sima Yi akhirnya mengambil alih kekuasaan di dinasti Wei. Pada tahun 251 M, Sima Yi meninggal dunia pada usia 72 tahun.12 tahun kemudian, anak bungsunya Sima Zhao berhasil menaklukkan Shu Han, cucunya Sima Yan merebut taktha kaisar Cao Wei dari Cao Mao dan mendirikan Dinasti Jin. Pada tahun 280, Kaisar Sima Yan berhasil menaklukkan Dong Wu dan menyatukan Tiongkok, mengakhiri Zaman Tiga Kerajaan. Sima Yi sendiri mendapatkan predikat kurang baik dalam pandangan masyarakat China karena pengkhianatannya kepada dinasti Wei, dalam perumpamaan "3 Naga bertarung, pemenangnya seekor serigala." Penilaian dan peninggalanPada tahun 238 saat Gongsun Yuan mendengar kabar bahwa pasukan Cao Wei pimpinan Sima Yi hendak akan berperang melawannya di Liaodong, ia mengirim utusan ke Dong Wu untuk meminta bala bantuan. Sun Quan akhirnya menerima permintaan tersebut dan menulis kepada Gongsun Yuan: "Sima Yi sangat cakap di seni militer. Ia menggunakan siasat perang bagaikan seorang dewa. Ia mengalahkan semua yang mencoba menghadangnya. Saya prihatin terhadap kamu, saudaraku".[6] Kaisar Ming dari Jin (m. 323–325), seorang keturunan Sima Yi pernah meminta petugas istana bernama Wang Dao untuk bercerita kepadanya bagaimana Dinasti Jin terbentuk. Wang Dao menceritakan apa yang dilakukan Sima Yi untuk melangengkan kekuasaan kepada keluarganya dan kudeta Cao Mao terhadap Sima Zhao yang berakhir gagal. Setelah mendengarkan cerita Wang Dao, Kaisar Ming berhela nafas dengan kesal menyatakan "Kalau memang apa yang kamu katakan benar, bagaimana Jin (Dinasti) berekspektasi bisa berlangsung lama?".[7] Mao Zedong juga kagum terhadap karakter Sima Yi. Ia menilai, "Sima Yi adalah karakter yang hebat, dia selalu dikatakan jahat, dan saya pikir ada beberapa tangan yang lebih baik dari Cao Cao". Keluarga
Dalam budaya populerSima Yi diabadikan sebagai Dewa Pintu di klenteng Taoisme dan Tiongkok pada umumnya. Ia kerap dipasangkan dengan Zhuge Liang. Sima Yi muncul sebagai karakter yang bisa dimainkan dalam permainan Fate Grand Order, ia merupakan seorang servant kelas rider dan menjelma sebagai seorang wanita dengan nama Sima Yi (Reines). Referensi
|