Pertempuran Okhtyrka adalah konfrontasi militer yang terjadi di dalam dan sekitar kota Okhtyrka di Oblast Sumy, Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari 2022. Pertempuran ini merupakan bagian dari Kampanye Ukraina utara, selama berlangsungnya Invasi Rusia ke Ukraina. Pertempuran dimulai di pinggiran kota ketika pasukan Rusia berupaya menduduki kota tersebut.
Pasukan Rusia menyerang kota dengan tembakan artileri, tetapi berhasil dihalau oleh Ukraina. Dilaporkan pula pada 26 Maret 2022, pasukan Ukraina berhasil merebut kembali benteng strategis Trostianets. Akibat dari serangan tersebut, jalur pasokan dan komunikasi Rusia terganggu sehingga mengancam garis depan pasukan Rusia.
Serangan Rusia tersebut dikritisi karena adanya korban dari pihak sipil dan penggunaan bom tandan yang merupakan kejahatan perang.
Pertempuran
Pada pagi tanggal 24 Februari, pasukan Rusia memasuki Oblast Sumy dan memulai pertempuran pukul 7:30 di sekitar desa Velyka Pysarivka.[4] Upaya pasukan Rusia untuk menduduki Okhtyrka tidak berhasil, sehingga pasukan Rusia mundur keesokan harinya dengan meninggalkan tank-tank dan sejumlah peralatan.[5]
Pada 25 Februari, sebuah taman kanak-kanak di Okhtyrka dihantam rudal BM-27 Uragan,[6] menewaskan warga sipil yang terdiri dari seorang anak dan dua orang dewasa. Rudal tersebut diduga merupakan bom tandan yang menurut Amnesty International, penggunaannya mungkin merupakan sebuah kejahatan perang.[7] Menurut pejabat Ukraina, pasukan Rusia juga menembaki sebuah bus sipil dekat Okhtyrka.[8][9][10] Gubernur Oblast Sumy, Dmytro Zhyvytsyi menyatakan bahwa tiga warga sipil lainnya telah tewas di kota tersebut.[11]
Pada 26 Februari, dua orang jurnalis Denmark terluka ketika mobil mereka ditembaki oleh pasukan tak dikenal.[12][13] Zhyvytsyi juga menyatakan pada pertempuran 27 Februari, beberapa pasukan Rusia dan warga sipil tewas terbunuh.[1]
Pada 28 Februari, pasukan Rusia mengebom dan menghancurkan sebuah depot minyak di Okhtyrka.[14] Menurut pejabat setempat, lebih dari 70 tentara Ukraina tewas saat Rusia melakukan serangan bom termobarik ke pangkalan militer Ukraina.[1][15]
Pada 14 Maret, walikota Okhtyrka, Pavlo Kuzmenko menyatakan bahwa setidaknya tiga warga sipil tewas dalam serangan udara Rusia yang melanda wilayah pemukiman penduduk.[18]
Pada tanggal 26 Maret, pasukan Rusia mundur dari Okhtyrka.[19]
Bom termobarik
Pada tanggal 28 Februari, duta besar Ukraina untuk Amerika Serikat, Oksana Markarova menyatakan bahwa Rusia menggunakan bom termobarik (vakum) dalam serangannya di Okhtyrka.[20][21][22] Penggunaan amunisi termobarik, alat peledak berbahan bakar udara atau bom vakum terhadap serangan militer, tidak dilarang dalam hukum internasional.[23][24] Namun, penggunaannya terhadap warga sipil mungkin dilarang oleh Konvensi Senjata Konvensional Tertentu (CCW) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).[25] Markarova juga menyatakan bahwa penggunaan senjata termobarik merupakan pelanggaran terhadap Konvensi Jenewa.[26][22][27] Serangan tersebut menghancurkan pangkalan militer Ukraina dan menewaskan 70 tentara.[28]
Kesudahan
Pada bulan Juli 2022, Okhtyrka mengalami gangguan pasokan daya listrik yang parah karena kerusakan pada pembangkit selama pertempuran.[29]
^"Суспільне Суми". Telegram (dalam bahasa Ukraina). Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Februari 2022. Diakses tanggal 28 Februari 2022.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)