Koch Industries37°45′04″N 97°17′15″W / 37.7511°N 97.2874°W
Koch Industries, Inc. (/koʊk/) adalah sebuah konglomerat multinasional yang berkantor pusat di Wichita, Kansas. Perusahaan ini adalah perusahaan tertutup terbesar kedua di Amerika Serikat, setelah Cargill.[2] Anak usaha dari perusahaan ini berbisnis di bidang manufaktur, pengilangan, dan distribusi minyak bumi, bahan kimia, energi, serat, intermediat dan polimer, mineral, pupuk, pulp dan kertas, peralatan teknologi kimia, komputasi awan, keuangan, perdagangan pasar komoditas, dan investasi. Koch memiliki Flint Hills Resources, Georgia-Pacific, Guardian Industries, Infor, Invista, KBX, Koch Ag & Energy Solutions, Koch Engineered Solutions, Koch Investments Group, Koch Minerals & Trading, dan Molex. Perusahaan ini mempekerjakan 122.000 orang di 60 negara, yang mana separuh di antaranya dipekerjakan di Amerika Serikat.[2][1][5] Perusahaan ini didirikan oleh Fred C. Koch pada tahun 1940 setelah ia mengembangkan sebuah proses pengilangan minyak mentah.[6] Fred C. Koch meninggal pada tahun 1967, sehingga mayoritas saham perusahaan ini kemudian dibagi ke empat orang putranya. Pada bulan Juni 1983, setelah adanya perselisihan mengenai jumlah dividen yang harus dibagikan oleh perusahaan ini, saham perusahaan ini yang dipegang oleh Frederick R. Koch dan William "Bill" Koch dibeli dengan harga $1,1 miliar, sehingga Charles Koch dan David Koch resmi menjadi pemegang mayoritas saham perusahaan ini.[7] Charles memegang 42% saham perusahaan ini, sementara perwakilan dari Elaine Tettemer Marshall (menantu dari J. Howard Marshall) dan anak dari Elaine, Preston Marshall dan E. Pierce Marshall Jr., memegang 16% saham perusahaan ini.[3][8] David Koch meninggal pada tanggal 23 Agustus 2019, sehingga saham perusahaan ini yang ia pegang kini dipegang oleh keturunannya. Charles Koch menyatakan bahwa perusahaan ini tidak akan melantai di bursa saham, agar perusahaan ini lebih bebas dalam membuat investasi jangka panjang dan fokus pada pertumbuhan.[9][10] SejarahPendahuluPada tahun 1925, Fred C. Koch dan teman kelasnya di MIT, Lewis E. Winkler, mendirikan sebuah perusahaan rekayasa di Wichita, Kansas, yang kemudian diberi nama Winkler-Koch Engineering Company. Pada tahun 1927, mereka mengembangkan sebuah proses perengkahan termal yang lebih efisien untuk mengubah minyak mentah menjadi bensin. Proses tersebut, yang mereka jual ke sejumlah kilang minyak independen di Amerika Serikat,[11] pun mengancam keunggulan kompetitif dari perusahaan minyak yang telah mapan, sehingga Winkler-Koch akhirnya dituntut atas pelanggaran paten.[12] Dipaksa untuk tidak beroperasi di Amerika Serikat, Winkler-Koch kemudian beralih ke negara lain, termasuk Uni Soviet, di mana mereka membangun 15 unit perengkahan mulai tahun 1929 hingga 1932. Pada saat yang sama, Koch juga mulai membenci komunisme dan rezim Joseph Stalin.[12][13] Pada bukunya di tahun 1960, A Business Man Looks at Communism, Koch menulis bahwa ia melihat Uni Soviet sebagai "negara yang kelaparan, menderita, dan penuh teror".[14] Menurut Charles Koch, "Hampir semua insinyur yang bekerja bersamanya [di sana] dibersihkan."[12] Pada awal dekade 1930-an, Winkler-Koch mulai membangun kilang minyak di Jerman.[15] Melalui perusahaan patungan dengan William Rhodes Davis, Koch membantu perancangan dan pembangunan kilang minyak terbesar ketiga di Jerman pada saat itu.[16] Kilang minyak tersebut juga merupakan salah satu dari hanya beberapa kilang minyak yang dapat memproduksi bahan bakar untuk pesawat terbang, sehingga kemudian menjadi target pengeboman pasukan Sekutu. Proyek tersebut sempat terhenti selama beberapa waktu karena Davis belum mendapat izin untuk membangun kilang minyak tersebut, tetapi akhirnya diizinkan langsung oleh Adolf Hitler.[17] Pada tahun 1940, bersama mitranya, Koch membentuk Wood River Oil and Refining Company. Pada tahun 1946, perusahaan ini mengakuisisi kilang minyak Rock Island dan sistem pengumpulan minyak mentahnya di dekat Duncan, Oklahoma. Nama Wood River kemudian diubah menjadi Rock Island Oil & Refining Company.[18] Charles Koch bergabung ke Rock Island pada tahun 1961, setelah sempat bekerja di Arthur D. Little. Ia kemudian menjadi presiden dan chairman dari perusahaan tersebut pada tahun 1966.[6][19] Koch IndustriesPada tahun 1968, Nama Rock Island Oil & Refining Company diubah menjadi Koch Industries untuk menghormati Fred Koch yang meninggal setahun sebelumnya.[20][21] Pada saat itu, perusahaan ini hanyalah sebuah perusahaan rekayasa yang memegang 35% saham Great Northern Oil Company, yang memiliki kilang minyak Pine Bend di Minnesota, sebuah sistem pengumpulan minyak mentah di Oklahoma,[12] dan sejumlah peternakan.[22] Pada tahun 1968, Charles mendekati Union Oil of California agar mau membeli 40% saham Great Northern Oil Company, tetapi pendekatan tersebut gagal, karena Union meminta premi yang cukup besar.[23] Pada tahun 1969, Koch menggabungkan 35% saham yang ia pegang dengan 15% saham yang dipegang oleh J. Howard Marshall, sehingga keduanya resmi memegang 50% saham Great Northern Oil Company, dan Union tidak dapat menguasai mayoritas saham perusahaan tersebut. Keduanya kemudian mengakuisisi saham yang dipegang oleh Union.[24][25] Kilang minyak Pine Bend memproduksi bahan kimia, serat, polimer, aspal, dan komoditas lain seperti kokas minyak bumi dan sulfur.[23] Pada tahun 1970, David Koch bergabung ke perusahaan ini. Setelah memulai karirnya sebagai manajer layanan teknis, David kemudian menjadi presiden dari Koch Engineering pada tahun 1979. Pada tahun 1979, perusahaan ini mengakuisisi 780 diler milik Chrysler.[26] Pada bulan Juni 1983, setelah adanya perselisihan mengenai jumlah dividen yang harus dibagikan oleh perusahaan ini, saham perusahaan ini yang dipegang oleh William "Bill" Koch dan Frederick R. Koch, yang ingin agar perusahaan ini membagikan lebih banyak dividen, dibeli masing-masing dengan harga $620 juta dan $400 juta, sehingga Charles Koch dan David Koch resmi menjadi pemegang mayoritas saham perusahaan ini. Pada bulan Juni 1985, William dan Frederick kalah dalam menuntut Charles dan David agar membagikan lebih banyak deviden.[27][28] Pada bulan September 2001, perusahaan ini mengakuisisi KoSa.[29] Perusahaan tersebut dianggap sebagai produsen poliester terbesar di dunia.[30] Pada tahun 2005, perusahaan ini mengakuisisi Georgia-Pacific.[31][32] Pada tahun 2008, perusahaan ini menemukan bahwa afiliasinya di Prancis, Koch-Glitsch, telah melakukan penyuapan untuk memperoleh kontrak di Aljazair, Mesir, India, Maroko, Nigeria, dan Saudi Arabia, melalui sebuah investigasi yang dilakukan oleh pegawai Kepatuhan Etik, Egorova-Farines.[33] Setelah tim dari Koch Industries meninjau temuan tersebut, empat orang pegawai yang terlibat pun diberhentikan. Menurut jurnalis Jennifer Rubin, penasihat umum Koch Industries menyatakan bahwa Egorova-Farines tidak memberitahu temuan tersebut, dan justru memilih untuk memberi informasi kepada seorang manajer di Koch-Glitsch yang kemudian diberhentikan. Menurut penasihat umum Koch Industries, "Egorova-Farines tidak diberhentikan, tetapi mengalami masalah performa, dan kemudian mengambil cuti, tetapi tidak pernah bekerja kembali." Egorova-Farines lalu menuntut Koch-Glitsch karena salah dalam melakukan pemberhentian di Prancis, tetapi akhirnya kalah, dan "diperintahkan untuk membayar biaya perkara".[34] Referensi
Bacaan lebih lanjut
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Koch Industries.
|