Şehzade Mustafa (Turki Otoman: شهزاده مصطفى; ca1516/1517 – 6 Oktober 1553) adalah seorang pangeran Ottoman, putra sultan Suleiman yang Agung dan selirnya Mahidevran Hatun. Ia adalah gubernur Manisa dari tahun 1533 hingga 1541, Amasya dari tahun 1541 hingga 1553, ketika ia dieksekusi atas perintah ayahnya.
Sebelum keberangkatan
Beberapa hari sebelum Sehzade Mustafa berangkat ke tempat kemah perang Suleiman I, Permaisuri Mahidevran Sultan bersama pengikutnya mendatangi rumah seorang wanita pendo'a untuk meminta agar sang wanita mendo'a kan Sehzade Mustafa agar Sehzade Mustafa dilindungi oleh Tuhan dari marabahaya. Esok hari nya pun sang wanita pendo'a tsb memberikan sebuah kalung dan wanita itu berkata bahwa atas izin Tuhan, tidak akan ada orang yang mampu mencelakai Sehzade Mustafa selama kalung itu bersama nya. Di saat Sehzade Mustafa bersiap untuk pergi ke kemah perang Suleiman I kalung tsb tertinggal di meja Sehzade Mustafa.
Hukuman mati
Sehzade Mustafa di hukum mati oleh Suleiman I atas tuduhan pemberontakan terhadap negara saat perang berlangsung karena fitnah Rustem Pasha dan Hurrem Sultan. Sehzade Mustafa dieksekusi mati oleh prajurit eksekutor saat memasuki tenda Suleiman I dengan mencekik leher nya. Sehzade Mustafa pun sempat melawan para prajurit eksekutor dan sempat melarikan diri ke luar tenda sebelum akhirnya Mahmud Aga menjatuhkan nya ke lantai kemudian prajurit eksekutor menjerat lehernya hingga tidak bernafas. Saat melihat anaknya Sehzade Mustafa telah mati Suleiman I pun mendekati jasad nya dan melihat sebuah gulungan surat berisi tentang fitnah tsb yg ditujukan untuk Suleiman I. Para Yanisari pun mengangkat jasad nya ke depat tenda Suleiman I dihadapan jasad Sehzade Mustafa, Yanisari dan juga Sipahi memberi penghormatan terakhir kepada Sehzade Mustafa. Lalu salah satu pengikut setianya yang juga seorang penyair Taşlıcalı Yahya berserta seluruh pasukan yang di bawa untuk menyelamatkan Sehzade Mustafa kembali ke Provinsi Amasya untuk mengabarkan berita duka tsb kpd ibu dari almarhum Sehzade Mustafa, Permaisuri Mahidevran Sultan, Istri dan juga anak nya bahwa Sehzade Mustafa telah di hukum mati oleh ayahnya sendiri Suleiman I dan mengabarkan kepada anak angkat dari Atmaca bahwa ayah angkatnya juga mati terpanah saat akan memberi perintah penyerangan untuk mengkudeta Suleiman I.
Pemecatan Rustem Pasha
Beberapa saat setelah Sehzade Mustafa dihukum mati Sersan Husein pun mengetahui ada nya Yanisari yang terlibat atas eksekusi mati dan pembunuhan dua komandan pasukan Yanisari ia langsung mendatangi salah satu komandan pasukan Yanisari yang terlibat tersebut dan membawa nya kehadapan seluruh Yanisari dan menyuruh nya untuk mengakui perbuatannya. Ia pun berkata bahwa Rustem Pasha lah yang telah membuat Suleiman I menghukum mati Sehzade Mustafa saat mendengar hal itu Suleiman I langsung memecat Rustem Pasha dari jabatannya sebagai Perdana Menteri/Wazir Agung secara tidak terhormat dan di adili setelah perang usai.
Keluarga
Anak laki-laki
Mustafa memiliki setidaknya tiga putra. Semua putranya yang masih hidup pada saat kematiannya dieksekusi tak lama kemudian oleh kakek mereka Suleiman yang Agung.
Şehzade Mehmed (1546, Amasya – Mei 1554, Bursa).[1]
Mustafa memiliki setidaknya tiga anak perempuan:[1][3][4]
Fatma Sultan. Dia menikah dengan Boşnak Ahmed Pasha pada tahun 1552.
Nergisşah Sultan (1536, Manisa – 1592). Pada tahun 1554, setelah kematian ayahnya, kakeknya Süleyman menikahkannya dengan Cenâbî Ahmed Pasha, yang dua puluh tahun lebih tua dari ayahnya dan Sanjak Bey dari Kütahya selama 20 tahun. Dia menjanda pada tahun 1562.
Şah Sultan (ca 1547, Amasya – 2 November 1577). Ia menikah dengan Abdülkerim Ağa, jenderal Janissari, antara tahun 1562 dan 1567.