Pembahasan tentang wanita sangatlah penting terkait eksistensinya dalam membangun bangsa . Wanita sangatlah memiliki pengaruh yang sangat dominan bagi keberlangsungan sebuah bangsa, sebab pada wanitalah yang akan melahirkan dan mendidik para generasi yang akan datang sekaligus memberi pengaruh besar terhadap generasi dan pemimpin bangsa. Dalam Islam, setiap manusia pada hakikatnya adalah pemimpin baik bagi dirinya sendiri maupun apa yang dipimpinnya, sehingga seorang pemimpin suatu saat akan dimintai pertanggungjawabannya. Hal ini sebagaimana hadits yang berasal dari Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar r.a : Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda : setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara akan diminta pertanggung jawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri yang memelihara rumah tangga suaminya akan ditanya perihal tanggungjawab dan tugasnya. Bahkan seorang pembantu/ pekerja rumah tangga yang bertugas memelihara barang milik majikannya juga akan ditanya dari hal yang dipimpinnya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya (diminta pertanggungan jawab) dari hal hal yang dipimpinnya. Dari hadits tersebut pada dasarnya, manusia baik itu laki-laki maupun perempuan adalah seorang pemimpin, dan pokok dari suatu kepemimpinan dalam Islam adalah tanggunjawab, dan tanggung jawab terkecil yang dipikul seseorang dalam hidupnya sekurang-kurangnya adalah dirinya sendiri. Akan tetapi, tanggung jawab di sini bukan semata-mata bermakna melaksanakan tugas-tugas pokoknya lalu tidak menyisakan dampak (atsar) bagi yang dipimpin. Melainkan lebih dari itu, yang dimaksud tanggung jawab di sini lebih kepada mewujudkan kesejahteraan dan kebaikan bagi apa yang dipimpinnya atau sebuah kebijakan dan tindakan seorang pemimpin haruslah terkait langsung kepada kesejahteraan apa yang dipimpinnya (tasharruf al-imâm ‘alâ al-ra’iyyah manûthun bi almashlahah)â€Â. Sebagai contoh, jika orang tua hanya sekedar memberi makan anak-anaknya tetapi tidak memenuhi standar gizi serta kebutuhan pendidikannya, maka hal itu masih jauh dari makna tanggung jawab yang sebenarnya, yang dalam hal ini orang tua tidak hanya memberikan makan, namun ia juga hendaknya mampu mengarahkan anaknya kepada kehidupan yang lebih baik sesuai dengan ajaran agama. Dengan demikian, sebagai pendidik pertama sebuah generasi, wanita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dan hambatan, apapun peran wanita baik sebagai anak, isteri, ibu dan sebagainya. Meskipun kita menyebutkan wanita muslimah, isu yang ada sebenarnya berkaitan dengan umat Islam secara umum. Kita tidak akan menemukan pria yang baik tanpa adanya wanita yang baik, demikian juga sebaliknya. Sebagai muslimah,wanita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dan hambatan dalam melaksanakan multi tugas, baik sebagai individu, anggota keluarga dan anggota masyarakat