Orang Tionghoa sudah mengenal Nusantara sejak abad ke-5 Masehi. Salah satu faktor mempercepat penyebaran budaya adalah melalui sektor perdagangan. Ramainya inte-raksi perdagangan antara China dan Indonesia pada masa dulu, menyebabkan banyak sekali orang yang merasa perlu keluar dan berdagang. Salah satu wilayah tujuan utama berdagang pada masa itu adalah Kalimantan. Karena pelayaran tergantung pada angin musim, maka setiap tahunnya para pedagang akan bermukim di wilayah yang disinggahi, selanjutnya menurunkan percampuran budaya antara pendatang dengan budaya lokal.Penelitian ini menjelaskan tentang masuknya kebudayaan China (Tionghoa) di Banjar-masin sebagai salah satu media jejak untuk memaparkan bentuk-bentuk perwujudan bu-daya Tionghoa yang ada di Banjarmasin dalam konteks kajian pada segi arsitektur-ba-ngunan. Hasil akhir kajian berupa penerapan kaidah Arsitektur China pada bangunan-bangunan yang biasa digunakan dan dihuni oleh masyarakat etnis China di Banjarmasin dan seki-tarnya. Pada dasarnya penelitian ini dapat digunakan untuk acuan pelestarian.