AbstractRisk Perception is one of important factor to develop safety behaviour. The aim of this activity was to improve the perception of safety risk remains low drive that was originally to be better. Risk perception is assessed by psychometric paradigm. The study was conducted on 150 respondents on July 2016 using cross-sectional design, the primary data in the form of questionnaires, and supporting data in the form of interviews. The parameters used are Likert scale numbers 1 - 4. The results showed that prior to the activity, the perception of the respondents have been quite good (intermediate category) but there is still need for improvement. Dimensions voluntariness perceived high compared with 8 other dimensions, meaning that workers willing to accept all the risks that exist during driving. Having conducted outreach activities increased scores on each dimension, there are changes in the highest score on the dimensions of knowledge. In order to create safety cultured behavior then takes a strong commitment from respondents related road safety, training and dissemination of information about the applicable safety and participation of the whole society to always prioritize safety.Keywords: safety risk, perception, studentsAbstrak Persepsi risiko merupakan faktor penting dalam terbentuknya perilaku keselamatan.  Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan persepsi risiko keselamatan berkendara yang semula masih rendah menjadi lebih baik. Persepsi risiko dinilai berdasarkan paradigma psikometri. Penelitian dilakukan terhadap 150 responden pada bulan Juli  2016 menggunakan desain cross-sectional, data primer berupa kuesioner, dan data pendukung berupa wawancara. Parameter yang digunakan adalah skala Likert angka 1 – 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan kegiatan, persepsi responden telah cukup baik (kategori menengah) namun masih perlu adanya peningkatan. Dimensi penerimaan secara sukarela dipersepsikan tinggi dibandingkan dengan 8 dimensi yang lain, berarti bahwa pekerja mau menerima segala risiko yang ada selama berkendara. Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan terjadi peningkatan skor pada masing-masing dimensi, perubahan skor tertinggi terdapat pada dimensi pengetahuan. Agar tercipta perilaku berbudaya keselamatan maka diperlukan komitmen yang kuat dari responden terkait keselamatan berkendara, pelatihan dan penyebaran informasi tentang keselamatan yang aplikatif dan partisipasi dari seluruh masyarakat untuk selalu mengutamakan keselamatan.Kata kunci: risiko keselamatan, persepsi, mahasiswa