Dua wakil utusan dari Kornelius, para tua Yahudi dan sahabat-sahabatnya, dalam mukjijat penyembuhan (Lukas 7: 1-10) mempunyai fungsi khusus dalam tema univeralitas injil Lukas. Penginjil menggambarkan bahwa Yesus tidak pernah bertemu dengan Kornelius, Perwira Roma, tetapi Ia berjumpa dengan utusannya. Kisah tersebut menunjukkan kalau misi pada orang non-Yahudi belum datang waktunya pada masa Yesus karena misi tersebut akan mencapai klimaks saat pembaptisan Kornelius (Kis 10). Dua utusan Kornelius juga menunjukkan kerendahan hati sang perwira dan keyakinannya akan kuasa firman Yesus untuk menyembuhkan. Meskipun seorang Romawi, Kornelius adalah seorang takut akan Allah dan tertarik pada agama Yahudi. Makalah ini menganalisa teks Kitab Suci dengan memakai pendekatan ilmu sosial yang berfokus pada aspek sosilogis dan budaya Mediterania pada abad pertama. Analisa berfokus untuk mempelajari budaya Yahudi dan non Yahudi sebagai dua kelompok penting dalam komunitas Lukas. Tulisan ini berusaha memberi wawasan tentang nilai universalisme dan kesetaraan dalam Kristus antar kelompok Yahudi dan non-Yahudi.