Mangga gedong gincu menjadi komoditas hortikultura yang cenderung lebih disukai walaupun harga jualnya lebih tinggi dibandingkan dengan varietas mangga lainnya seperti Aromanis, Cengkir dan Kaweni. Hal ini menandakan mangga gedong gincu memiliki nilai ekonomis tinggi dan berpeluang untuk meningkatan kesejahteraan petani. Namun demikian, usahatani ini mempunyai risiko yang tinggi karena sangat dipengaruhi oleh musim sehingga umumnya mangga gedong gincu tidak tersedia sepanjang tahun walaupun permintaan sangat banyak. Untuk itu petani menerapkan teknologi off season agar produksi bisa dilakukan sepanjang tahun. Teknologi off season memerlukan keterampilan dan biaya yang besar namun harga jual pada saat off season lebih besar sehingga diduga pendapatan usahatani mangga gedong gincu pada saat off season lebih tinggi dibandingkan pendapatan saat on season, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pendapatan usahatani mangga gedong gincu pada saat on season dan off season. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sedong Kabupaten Cirebon dengan sampel sebanyak 47 petani. Pendapatan usahatani dianalisis menggunakan analisis pendapatan dan uji beda sampel berpasangan untuk membandingkan pendapatan pada saat on season dan off season. Hasil menunjukkan bahwa dengan tingkat kepercayaan 95 persen, rata-rata pendapatan per pohon atas biaya tunai maupun biaya total petani mangga gedong gincu saat on season dan off season adalah berbeda signifikan. Pendapatan usahatani mangga gedong gincu pada saat off season lebih tinggi daripada saat on season. Usahatani mangga gedong gincu pada kedua musim sama-sama menguntungkan karena nilai RC rasio lebih besar dari satu, sehingga usahatani mangga gedong gincu pada saat off season dapat menjadi pilihan petani untuk menambah pendapatan.