Coconut embryo transplantation is a new technique which is done for producing new coconut plant from zygotic embryo. In this technique, the isolated embryo from donor nuts insert to surrogate nuts after removal of its embryos. The coconut embryo transplantation has been done in the University of Queensland, Australia. The result of this research indicated that whether embryo or endosperm cylinder can be transplanted to the surrogate nut. Nevertheless, it is difficult to transplant the endosperm cylinder because cork borer with endosperm inside can go into surrogate nut. It caused contamination and there is not good contact between endosperm cylinder from donor nut and endosperm of surrogate nut. This technique could be an alternative to be used in the national and international collection and exchange of coconut germplasms which is using embryo culture protocol with some problems, especially in ex vitro condition and the high cost of in vitro technique, so far. This technique can be also utilized to multiply mutant coconut type , such as kopyor (Indonesia), Makapuno (Philippine) and Dikiri (Sri Lanka). The coconut germplasm will be sent in form of embryos or endosperm plugs which are preparing aseptically using embryo culture protocol. At the destination base, the surrogate nuts are prepared aseptically to receive the isolated embryo or endosperm cylinder. The transplanted nut is then let to germinate naturally under room temperature in protected environmental condition. RINGKASAN Transplantasi embrio kelapa adalah suatu teknik baru yang dilakukan untuk menghasilkan tanaman baru dari embrio zigotik. Teknik ini menggunakan embrio yang diisolasi secara aseptik dari donor nut dan ditransplantasikan pada surrogate nut. Transplantasi embrio kelapa telah dilakukan di School of Land and Food Science, University of Queensland. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik embrio maupun siinder endosperm yang berisi embrio dapat ditransplantasikan ke surrogate nut. Namun transplantasi dalam bentuk silinder endosperm sulit dilakukan, karena cork borer (alat pengambil silinder endosperm) yang berisi endosperm akan masuk ke dalam surrogate nut. Keadaan ini menyebabkan mudah terjadinya kontaminasi dan tidak terjadi kontak yang baik antara silinder endosperm dari donor nut dengan endosperm dari surrogate nut. Teknik ini dapat menjadi alternatif dan mempunyai peluang dimanfaatkan dalam kegiatan koleksi dan pertukaran plasma nutfah kelapa nasional dan internasional yang selama ini menggunakan teknik kultur embro yang masih menghadapi beberapa masalah, terutama pada kondisi ex vitro dan tingginya biaya teknik in vitro. Transplantasi embrio dapat diaplikasikan untuk perbanyakan kelapa mutan, seperti kopyor di Indonesia, Makapuno di Filipina dan Dikiri di Sri Lanka. Dalam kegiatan ini, plasma nutfah dikirim dalam bentuk embrio atau embrio yang terbungkus dengan endosperm (silinder endosperm) yang dipersiapkan secara aseptik menggunakan protokol kultur embrio. Di laboratorium tujuan, surrogate nut dipersiapkan untuk menjadi media tumbuh plasma nutfah tersebut baik dalam bentuk embrio maupun plug endosperm. Embrio yang ditransplantasi ini akan berkecambah secara alami pada kondisi yang relatif terkontrol.