Tulisan ini bertujuan untuk menelaah masalah dekadensi moral yang banyak dialami pelajar di sekolah. Tawuran, sex bebas, dan narkotika dikalangan pelajar merupakan wujud nyata kegagalan sekolah dalam membangun karakter religius siswa. Salah satu lembaga pendidikan yang dianggap berhasil membangun karakter religius siswa adalah pesantren. Keberhasilan tersebut terbukti dengan minimnya pemberitaan perilaku menyimpang dikalangan santri. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, peneliti hendak mengungkap profil sekolah umum yang tidak hanya unggul dalam prestasi akademik namun juga mampu mencetak siswa yang memiliki budaya religius sehingga terhindar dari berbagai perilaku menyimpang. Budaya religius tersebut terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai kepesantrenan yakni menanamkan nilai-nilai Islam melalui pembiasaan yang diwujudkan dalam program-program sekolah layaknya sebuah pesantren. Implikasi dari studi ini adalah internalisasi nilai-nilai kepesantrenan di sekolah dapat membentuk karakter religius siswa sehingga dapat mencegah siswa dari perilaku menyimpang.