Artikel  ini mengkaji relasi dan kedudukan manusia dalam konteks ?tasawuf pendidikan?. Kajian ini penting dilakukan dengan  menggunakan pendekatan literature research-konseptual deskriptif untuk melihat kedudukan manusia sebagai makhluk Tuhan yang dicipta secara khusus oleh Tuhan dan untuk tujuan tertentu. Manusia menurut tasawuf adalah makhluk Tuhan yang dicipta secara khusus (?copi?) oleh Tuhan dan untuk tujuan tajalli-Nya (tanazul) dan karena manusia mempunyai potensi lahut yang karena berbagai godaan tertentu dia bisa meluncur ke tingkat yang rendah, apabila dia ingin kembali ke fitrahnya, maka hendaknya melakukan upaya tertentu (mujahadah dan riyadlah) agar bisa mendaki (taraqi) kembali ?bersatu? dengan-Nya melalui empat tahap tajalli. Bahwa tajalli, baik dalam proses tanazul dan taraqqi itu, hendaknya dipahami secara figuratif dan metoforis(majazi). Dengan demikian, maka bisa dilakukan kompromis antara konsep tasawuf al-shafi, yaitu tasawuf yang memadukan antara visi sufistik dengan visi filsafat dan tasawuf sunni, yaitu tasawuf yang mengasaskan diri kepada Al-Quran dan Al-Hadist.