Sentra Pengrajin kulit di Garut sudah dikenal secara nasional, dan merupakan bisnis kebanggaan masyarakat di sana. Namun perkembangannya belum dapat dikatakan memuaskan. Masalah permodalan masih disebut sebagai salah satu faktor kendala. Sementara itu dinyatakan bahwa kementerian UMKM bermaksud membangun UMKM yang kuat dan sehat, diantaranya karena kemampuan UMKM dalam mengumpulkan modal sendiri/ekuitas dan meningkatkan manfaat penggunaan hutang/pinjaman.Populasi penelitian ini adalah pengusaha (skala kecil-mikro) Sentra Kulit-Garut, sementara digunakan purposive sampling dengan 32 pengrajin. Teknik pengumpulan data adalah focus group discussion dan survei dengan menggunakan quesioner. Maksud dan tujuan penelitian ini adalah memaparkan struktur permodalan secara umum, dan menemukan permasalahan penelitian lanjutannya.Dari penelitian terhadap pengusaha skala kecil-mikro di Sentra Kulit Sukaregang diketahui situasinya : Struktur Permodalan belum optimal (tidak sesuai kebutuhan yang dirasakan) , yaitu 1) akumulasi modal sendiri yang sangat terbatas dan 2) sangat kecilnya proporsi pinjaman-kredit yang telah dimanfaatkan untuk mendukung kelancaran, kontinuitas dan pengembangan usaha. Temuan masalah yang sangat mengkhawatirkan : a)suplier maupun pelanggan masih “sangat enggan” untuk memberikan dukungan permodalan .b) Koperasi, BPR dan Bank Umum telah diketahui dapat memberikan kredit oleh para pengrajin namun kendala tingkat suku bunga dan biaya lain yang tinggi, agunan yang diminta, dan berbagai syarat administrasi menjadi faktor yang menghambat mereka untuk mendapatkan pinjaman.c) dampak dari cukup banyaknya pengusaha menengah yang tidak dapat mengembalikan kreditnya dengan baik , maka para pengrajin di sentra ini telah mendapat istilah “Black List” dari beberapa Bank , menyebabkan kesempatan bagi pengusaha skala kecil ini hampir mustahil untuk mendapatkan pinjaman dengan bunga dan biaya yang wajar, serta tuntutan berbagai persyaratan kredit lainnya.