ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dan perilaku sosial dalam peristiwa kematian. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Ngulu Tengah, Desa Pracimantoro, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri dengan subjek penelitian masyarakat Dusun Ngulu Tengah.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data berasal dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Wawancara dengan informan kunci yaitu tokoh masyarakat seperti Ketua RT dan Tokoh Agama Dusun Ngulu Tengah sedangkan informan pendukungnya masyarakat Dusun Ngulu Tengah. Observasi berkaitan dengan partisipasi dan kegiatan warga saat upacara kematian maupun slametan setelah kematian. Dokumentasi yang digunakan berupa video dan foto kegiatan upacara kematian dan slametan setelah kematian. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan informan dengan snowball sampling. Teknik analisis data menggunakan model interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan dan verifikasi.Berdasarkan hasil penelitian menunjukan kematian dimaknai sebagai suatu siklus kehidupan yang sudah menjadi ketentuan Sang Pencipta bahwa yang hidup pada akhirnya akan mengalami kematian, manusia hanya tinggal antri menunggu giliran. Untuk itu masyarakat mengadakan seremonial upacara kematian dengan tujuan untuk melepas kepergian seseorang secara damai dan tenang. Sedangkan untuk slametan setelah kematian dimaknai sebagai bentuk ungkapan mendoakan almarhum. Sedangkan makna peristiwa kematian dalam hal ini sebagai bentuk solidaritas sosial. Dalam hal ini solidaritas sosial yang lebih dominan pada masyarakat Dusun Ngulu Tengah adalah solidaritas mekanik, hal ini didukung dengan tingkat homogenitas mereka yang masih tinggi dalam hal rasa, emosional, agama/kepercayaan, tradisi, tempat tinggal dan mata pencaharian.Kata Kunci : Peristiwa Kematian, Upacara Kematian, Slametan setelah Kematian, Solidaritas Sosial.