Prostitusi artis dalam pemberitaan telah menjadi sebuah seduksi informasi yang berhubugan dengan skandal .  Bahwa berita skandal bukan lagi memenuhi fungsi jurnalistiknya tetapi media menggnkan pemritaan skandal sebgai bentuk komoditas  melalui seduksi seksual sebagai sebuh nilai berita. Seduksi seksual secara teoritis adalah bentuk  konsumsi dari symbol symbol yang pada gilirannya memiliki konsekunsi politik ekonomi berupa bangkitnya nilai guna dan nilai tukar dari seduksi yang terjadi. Aritkel ini ingin menjelaskan logika politik ekonomi terhadap seduksi sexual di media massa online terkait kasus Vanessa Angel dan juga  politik ekonomi media dalam hubungan antar produksi teks dan konsumsi teks media terkait seduksi seksual ini. Maslah in akan dibahas menggnakan prepektif konsep teoritik seduksi dari jean baidrillard dan juga prepektif potik ekonomi.  Untuk menggali penjelasan dari masalah ini  metode yang digunakan dalam penjelasan teoritik pada artikel ini mengacu pada tinjaun teoritis dengan berbasis teori seduksi dari Baudrillard dan kerangka analisis  konsumsi dan produksi dari kajian politik ekonomi. Kajian ini menyimpulkan media menciptakan konfigurasi simbolik dalam hal ini seduksi seksual melalui berita prostitusi VA. Konsumsi media dibangkitkan oleh media dengan menyentuh libido dasar melalui seduksi ini, konfigurasi teks menunjukkan bahwa media berusaha menjadi seperti sebuah pasar persaingan media online untuk menyajikan kasus prostitusi. Dari logika komoditas tersebut, secara politik ekonomi, kasus prostitusi Vanesa Angel  diubah kedalam bentuk seduksi agar bisa di konsumsi secara aktif dan ?beretika? oleh publik melalui sebuah kode budaya seksualitas yang dibungkus pemberitaan dengan meletakkan struktur penyajiannya pada pakem pakem penberitaan yang ujungnya adalah penjualan ?media? (space dan konten serta layanan citra lain).