Kenyataan membuktikan bahwa ranah afektif merupakan bagianyang dirasakim kurang mendapat perhatian dalam proses pendidikan. Halitu mengakibatkan siswa kurang memiIik:i pertimbangan rasa dan kepekaan.Berbagai perilaku yang menunjukkan agresivitas, penggunaanobat-obatan terlarang, kekerasan, kekejaman dan kecenderungan tindakankriminaIitas sebagaian besar bersumber dari adanya rasa "hampa"harga diri pada diri siswa. IMenghdapai kondisi demikian itu, pendidikan moral agamamutIak diperlukan sebagai sarana penanaman niIai-niIai serta normanormabudi pikerti. Di samping itu, salah satu hal yang perlu diperhatikanadaIah masaIah pendidikan kesenian.Termasuk dalam kesenian salah satunya adalah sastra. Pengenalandan pemahaman terhadap sastra melaIui proses pendidikan yang terusmenerus dengan dunia sesama yaitu dunia manusia dan kemanusiaan.Dalam arti itulah sastra sebagai pemancar berbagai nilai dan bisa menjadisumber pengilhaman tentang kebajikan (virtue) dan kebajikan (wisdom).Melalui pemanfaatan nilai-nilai dalam sastra, akhirnya akan tercapaikondisi homo humanus, yaitu manusia yang mempunyai jiwa haIus,manusia yang berbudaya di samping tetap mengembangkan ilmu pengetahuandan teknologi. Dengan demikian akan terjadi keseimbanganantara dimensi jasmaniah dan rohaniah dalam diri siswa sebagaimanayang dikehendaki dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.