Sebagian orang beranggapan bahwa hidup di kota akan menjadikan mereka mendapatkan kehidupan yang lebih baik, hal tersebut yang mendorong peningkatan jumlah penduduk di kota semakin tinggi hingga berdampak pada kawasan pinggiran kota disekitarnya, fenomena ini disebut dengan istilah urban sprawl. Salah satu dampak nyata dari fenomena tersebut adalah kelangkaan kawasan rumah tinggal hingga dalam jangka waktu yang panjang akan mengakibatkan munculnya kawasan hunian ilegal. Sehingga salah satu penyelesaian yang dapat dilakukan adalah pengadaan kawasan hunian masal vertikal yang produktif seperti apartemen. Dalam kasus ini kalangan yang disasar adalah kalangan menengah yang produktif, sehingga memiliki kebiasaan yang berbeda dan dapat dilihat dari kehidupan sosial yang baik termasuk dalam memperlakukan rumah tinggalnya. Dalam sistem open building, terdapat suatu proses keterlibatan penghuni dalam proses berarsitektur. Maka dirasa akan sesuai untuk diterapkan pada apartemen dengan memerhatikan aspek behaviour setting penghuni termasuk penghadiran wujud bangunan yang menjadikan apartemen ini berbeda dengan apartemen lainnya. Bangunan akan bersifat akrab, adaptif, dan berkembang mengikuti kebutuhan penghuni dengan menerima keterbukaan dalam perubahan dan perkembangan tersebut.