Pasar tradisional adalah tempat transaksi secara langsung antara konsumen dengan penjual. Fungsi pasar tradisional saat ini tidak hanya tempat terjadinya jual beli, tetapi juga sudah berkembang sebagai tempat yang multifungsi dan bertemunya masyarakat sosial dan budaya. Salah satu permasalahan pokok di Pasar Legi Kotagede adalah kurangnya signage atau tanda yang memudahkan para pembeli untuk mencari tempat maupun arah jalan ke lapak pedagang, yang menyebabkan ketidak nyamanan bagi pembeli terlebih bagi pengunjung yang baru datang ke Pasar Legi Kotagede Yogyakarta. Sign system adalah sebuah sistem penandaan yang sesuai dengan kebudayaan warga masyarakatnya, selain sebagai petunjuk, penamaan, penyampaian informasi singkat, dapat juga berupa aturan-aturan atau norma-norma yang dipakai dan diakui pada tempat tertentu dan dapat dimengerti oleh warga masyarakatnya (Kartika, 2010: 223). Perancangan sign system pada pasar Legi Kotagede menggunakan salah satu ornamen yang terdapat pada petunjuk tempat di wilayah Kotagede, ornamen yang peneliti gunakan adalah ornamen Lung-lungan. Motif Lung-lungan (sulur) adalah motif ukir berupa tumbuh-tumbuhan berujud sulur atau tumbuhan yang menjalar dengan untaian daun dan pucuk batang muda. Bentuk motif Lunglungan bervariasi, adapun jenis pohon-pohon yang sering distilir untuk hiasan.  Lunglungan adalah teratai (padma), daun kluwih, bunga melatih, pohon bunga dan daun markisah, buah keben, tanaman rambat atau tanaman-tanaman yang bersifat melata dan beringin (Ismunandar dalam Dorno, 2014:72).