ABSTRAK. Percobaan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pupuk kalium sulfat sebagai alternatif sumber pupuk kalium pada tanaman kentang telah dilaksanakan di lahan petani di Desa Padaawas, Kecamatan Pangalengan (1.400 m dpl), Kabupaten Bandung, Jawa Barat dari bulan Maret sampai Juni 2002. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah acak kelompok dan setiap perlakuan diulang 3 kali. Perlakuan terdiri dari kombinasi 2 faktor yaitu dosis pupuk kalium dan sumber pupuk kalium, yaitu (1) 0 kg K2O, (2) 50 kg K2O (KCl), (3) 100 kg K2O (KCl), (4) 150 kg K2O (KCl), (5) 200 kg K2O (KCl), (6) 250 kg K2O (KCl), (7) 50 kg K2O (K2SO4), (8) 100 kg K2O (K2SO4), (9) 150 kg K2O (K2SO4), (10) 200 kg K2O (K2SO4) dan (11) 250 kg K2O (K2SO4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun penggunaan pupuk kalium sulfat pada tanaman kentang dengan dosis 250 kg K2O per ha meningkatkan beberapa peubah pertumbuhan tanaman dan komponen hasil tanaman kentang, namun penggunaan pupuk kalium sulfat pada percobaan ini belum dapat menggantikan pupuk kalium klorida yang sudah umum digunakan petani. Penggunaan pupuk kalium sulfat pada penelitian ini hanya berpengaruh positif terhadap berat jenis, tetapi tidak terhadap kandungan gula tereduksi dan kandungan pati. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk pemilihan sumber pupuk kalium dalam penanaman kentang.ABSTRACT. Gunadi, N. 2007. The Use of Potassium Sulphate as an Alternative Source of Potassium Fertilizer in Potato. An experiment to determine the effect of potassium sulphate as an alternative source of potassium fertilizer in potato was conducted at a farmer’s field in Padaawas Village, Pangalengan Subdistrict (1,400 m asl), Bandung District, West Java, from March to June 2002. Randomized completely block design with 3 replications was used in the experiment. The treatments consisted of combination of rate and source of potassium fertilizer (potassium chloride and potassium sulphate) i.e. (1) 0 kg K2O, (2) 50 kg K2O (KCl), (3) 100 kg K2O (KCl), (4) 150 kg K2O (KCl), (5) 200 kg K2O (KCl), (6) 250 kg K2O (KCl), (7) 50 kg K2O (K2SO4), (8) 100 kg K2O (K2SO4), (9) 150 kg K2O (K2SO4), (10) 200 kg K2O (K2SO4) and (11) 250 kg K2O (K2SO4). The results indicated that although the use of potassium sulphate in potato with a rate of 250 kg K2O per ha increased some growth parameters and yield components of potato, but it could not be easily replaced by the use of potassium chloride, which is commonly used by the farmers. The use of potassium sulphate affect positively only on specific gravity, but not on sugar reduction and starch content. The results could be used as a recommendation to select the source of potassium in potato production.