Bahan bakar minyak yang dihasilkan dari fosil memiliki keterbatasan jumlah produksi. Penghapusan subsidi bahan bakar minyak di tahun 2014 membuat terjadinya kenaikan harga bahan bakar minyak, baik premium, pertalite, pertamax plus dan solar yang banyak dikonsumsi masyarakat dan industri. Dengan pemakaian yang relatif tetap bahkan cenderung meningkat, maka upaya yang bisa dilakukan adalah melakukan penghematan pemakaian bahan bakar. Langkah lain adalah meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar. Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan energi panas yang terbuang dari air radiator sebagai pemanas bahan bakar agar proses pembakaran menjadi lebih sempurna, sehingga daya menjadi meningkat dan terjadi perubahan pada konsumsi bahan bakar. Menganalisis besar variasi suhu pemanasan bahan bakar saat suhu standar, 40, 50, 60 dan 70 °C dengan mengguakan dua jenis bahan bakar pertalite dan pertamax. Metoda pengambilan data menggunakan metoda eksperimental dengan standar DIN 70020 dan analisisnya menggunakan three way anova. Variabel bebasnya dua junis bahan bakar pertalite dan pertamax, variasi suhu 40, 50, 60, 70 oC dan variabel terikatnya adalah daya dan konsumsi bahan bakar yang dipengaruhi oleh suhu bahan bakar. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penambahan pemanas bahan bakar terdapat pengaruh yang signifikan terhadap daya dan konsumsi bahan bakar dari pada tanpa menggunaka pemanas bahan bakar. Kenaikannya sebesar 23.35% ini pada putaran 3500 rpm dengan suhu 70 °C pada pemakian pertalite dari standartnya dan mengalami kenaikan sebesar 2.77% pada putaran 5000 rpm dengan suhu 70 ºC dengan menggunakan pertamax dari standartnya. Penuruanan nilai konsumsi bahan bakar spesifik sebesar 20.20% ini pada putaran 3500 rpm dengan suhu 50 °C dengan menggunakan pertalite dari standartnya dan mengalami penurunan sebesar 14.82% pada putaran 4000 rpm dengan suhu 60 ºC dengan menggunakan pertamax dari standartnya. Oleh karena itu dapat disimpulkan penggunaan pemanas bahan bakar dapat berpengaruh pada peningkatan daya dan penurunan konsumsi bahan bakar.