Pendekatan dalam proses belajar perspektif Imam al-Ghazali dalam kitab Ayyuhā al-Walad fī Nasīhati al-Muta‘allimīn wa Maw‘izatihim Liya’lamū wa Yumayyizū ‘Ilman Nāfi‘an min Gayrihi adalah pendekatan yang penuh dengan nuansa teosentris. Hal ini dibuktikan dengan pandangannya tentang belajar yang bernilai adalah apabila diniatkan untuk beribadah kepada Allah, dan motivasi dalam belajar harus demi menghidupkan syari’at Nabi dan menundukkan hawa nafsu. Kemudian, siswa juga harus memperhatikan kesucian jiwanya, dan karena itu, ia harus menelaah ilmu agama dan ilmu tauhid, perkataan dan perbuatannya harus sama dengan syara’, lebih memilih fakir dan menjauhi kehidupan dunia, ikhlas, tawakkal, dan tidak meninggalkan shalat tahajjud. Siswa juga harus memilih guru yang memiliki akhlak yang baik, bersikap patuh dan tunduk terhadap guru dalam segala hal, tidak boleh berdebat, tidak boleh menjadi juru mau’izah, tidak bergaul dengan kalangan eksekutif, serta berbuat baik terhadap Allah dan sesama manusia. Di samping itu, siswa juga harus mengamalkan ilmu yang diperolehnya sebab ilmu tanpa diamalkan adalah kegilaan dan beramal yang tidak didasari oleh ilmu pengetahuan adalah sia-sia