Unmet need KB adalah wanita yang membutuhkan KB tetapi tidak terpenuhi. Salah satu sasaran program BKKBN 2010-2014 adalah menurunnya angka unmet need dari 9,1 % menjadi 5 % dari jumlah PUS. Penelitian ini ingin mengetahui faktor penyebab unmet need KB dari sudut pandang Budaya Minangkabau di Nagari Lambah Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan informan PUS di Nagari Lambah dengan pengambilan sampel yang menggunakan teknik Quota Sampling. Pengumpulan data dilakukan secara in-depth interview kepada PUS dan 4 orang tokoh masyarakat, yaitu: Niniak Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, dan Bundo Kanduang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab unmet need KB adalah adanya larangan suami, keinginan terhadap jenis kelamin anak tertentu, dan rumor dan mitos yang negatif terhadap KB. Budaya ini juga berkaitan dengan matrilineal dan harato pusako di Minangkabau. Selain nilai budaya, nilai agama juga ikut mempengaruhi.ABSTRACTUnmet need for family planning (FP) is women that cannot meet their need of contraceptives. Factors to cause unmet need of contreaceptives seen from Minangkabau culture in Nagari Lambah of Ampek Angkek Sub-district of Agam District in 2014 was not yet known.This was a qualitative research. The informants were all couples of reproductive age (PUS) in Nagari Lambah with quote sampling. Data was collected with in-depth interviews to PUS and 4 public figures, namely Niniak Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, and Bundo Kanduang.The results showed that the causes of unmet need for FP were prohibition from husband, desire for certain gender of child, and negative myths and rumors about contraception. This culture was related to matriarch and Harato Pusako in Minangkabau. In addition to culture, religion also influenced respondents’ unmet need of FP.