Pada penelitian ini, peneliti melakukan pembanding antara aluminum bekas yang tidak dilakukan perlakuan panas dengan aluminium bekas yang dilakukan proses artificial aging pada temperatur 160oC, 190oC, dan 210oC dengan waktu tahan selama 5 jam. Penuaan buatan (artifical aging) adalah penuaan untuk paduan aluminium yang di aging hardening dalam keadaan panas. Artifical aging berlangsung pada temperatur antara 93oC-232oC dan dengan lamanya waktu penahanan tergantung jenis paduannya. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji kekerasan (brinell), uji impek dan pengamatan struktur mikro. Pada pengujian kekerasan (brinell) terjadi peningkatan kekerasan aluminium yang maksimal terjadi pada temperatur 190oC yang didinginkan dengan air yang semula kekerasannya 92,33 BHN meningkat menjadi 113,12 BHN dibandingkan dengan proses lainnya. Sedangkan pada pengujian uji impek tingkat keuletan tertingginya terjadi pada temperatur 160oC yang di dinginkan dengan udara yang semula tingkat keuletannya 4,19 joule meningkat menjadi 5,83 joule dibandingakan dengan proses lainnya. Selanjutnya pada pengamatan struktur mikro terjadi penyebaran dan penyempetin batas butir aluminium. Dari pengujian tersebut membuktikan bahwa lamanya waktu penahan dan proses pendinginan berpengaruh pada sifat mekanik aluminium bekas