Rendahnya keragaman genetik dan produktivitas tanaman sorgum menjadi permasalahan dalam pengembangan tanaman sorgum. Oleh karena itu, dilakukan pendekatan bioteknologi terutama untuk mendapatkan tanaman transgenik. Pendekatan bioteknologi didukung oleh bahan tanam yang baik dengan menggunakan teknik kultur jaringan untuk mendapatkan kalus tanaman sorgum. Perbanyakan kalus dilakukan dengan menggunakan metode kultur jaringan dengan menambahkan konsentrasi zat pengatur tumbuh 2,4-D. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jember. Penelitian ini disusun dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal yaitu pemberian 2,4-D berbagai konsentrasi antara lain A0 (kontrol), A1 2 ppm, A2 3 ppm, A3 4 ppm, A4 5 ppm, dan A5 6 ppm dimana setiap perlakuan diulang 3 kali. Variabel pengamatan yang dilakukan secara kuantitatif yaitu perhitungan kedinian kemunculan kalus, jumlah kalus, dan berat kalus. Variabel pengamatan secara kualitatif yaitu menentukan warna kalus dan tekstur kalus yang diamati secara visual. Hasil dari penelitian ini menunjukkan berbeda sangat nyata pada setiap pengamatan kuantitatif dan menunjukkan hasil terbaik pada pengamatan kualitatif. Perlakuan 2 ppm 2,4-D menunjukkan hasil terbaik dibandingkan perlakuan 2,4-D yang lain yaitu mampu menginduksi kalus tanaman sorgum cenderung lebih cepat yaitu 7,6 HST, presentase jumlah kalus 90%, berat kalus 0,6 gram serta kalus berwarna putih kekuningan (5Y 8/6) dan kalus bersifat friable (remah).