Latar Belakang: Aktivitas fisik maksimal dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif, yang kemudian merusak sel hepar. Salah satu penanda adanya kerusakan sel hepar adalah kadar AST dan ALT. Pemberian ekstrak kulit buah naga merah dapat berfungsi sebagai anti stres oksidatif. Kulit buah naga merah merupakan salah sumber antioksidan karena mengandung antosianin, betalain, vitamin C dan E. Tujuan: Mengetahui pengaruh ekstrak kulit buah naga merah terhadap kadar AST dan ALT tikus setelah aktivitas fisik maksimal. Metode: Penelitian true experimental dengan desain post test only control group design pada tikus jantan. Sampel penelitian sebanyak 18 tikus dibagi 3 kelompok dengan perlakuan yang berbeda. Kelompok K1 diberikan pakan standar dan aktifitas fisik maksimal, K2 diberikan pakan standar dan ekstrak kulit buah naga merah, dan P diberikan pakan standar, ekstrak kulit buah naga merah dan aktivitas fisik maksimal. Hasil: Uji beda Post Hoc Bonferroni pada ALT berdasarkan kelompok perlakuan didapatkan bahwa antara perlakuan K1 terhadap K2 didapatkan nilai P = 1,000, K1 terhadap P nilai P = 0,031 dan K2 terhadap P nilai P= 0,093, sehingga dapat disimpulkan antara kelompok K1 terhadap K2 tidak berbeda bermakna (P > 0,05), begitu juga antara kelompok K2 terhadap P tidak berbeda bermakna (P> 0,05), sedangkan antara kelompok K1 terhadap P terdapat perbedaan bermakna (P< 0,05).Tidak terdapat penurunan kadar AST dan ALT pada semua kelompok . Terdapat peningkatan kadar AST dan ALT pada K1, K2, P. Kesimpulan: Ektrak kulit buah naga merah tidak yang diberikan sebagai antioksidan eksogen tidak dapat menurunkan kadar AST dan ALT darah tikus secara bermakna setelah aktivitas fisik maksimal.Kata Kunci: Ekstrak kulit buah naga merah, AST, ALT, aktivitas fisik maksimal