Abstrak: Penciptaan pertunjukan teater ini dilatari oleh fenomena pelakor yang dewasa ini terasa marak. Penciptaan karya ini menggunakan pendekatan teori interteks dan feminis dalam mengolah kisah naskah. Pemahaman secara intertekstual bertujuan untuk menggali secara bebas makna-makna yang terkandung dalam sebuah teks kisah asmara Putri Banowati kepada Raden Arjuna. Metode dalam proses penciptaan ini menggunakan metode penciptaan yang dikembangkan oleh Boal (2000), yang secara unik merubah penonton (objek) menjadi pemain (subjek). Proses penciptaan ini terbukti mampu menciptakan komunikasi yang unik antara partisipan, aktor, dan pengamat. Hal tersebut bisa dimanfaatkan untuk mendalami sebuah persoalan sosial di masyarakat yang mungkin sulit diungkapkan terutama pada isu yang berbenturan dengan nilai-nilai dan dianggap tabu pada suatu lingkungan. Kata kunci: Teater, pelakor, Boal, interteks, feminisme Abstract: The creation of this theatre performance is based on issues of people in that has spiked up recently. This creation uses intertext and feminism theoretical approach in arranging the playscript. Intertextual understanding aims to search deeper on the implicit meaning within the romance of Putri Banowati and Raden Arjuna. The method used in the art creation process is the method developed by Boal (2000) that uniquely changes the audience (the object) into actors (the subject). This art creation process is proven to be able to create a unique communication between participant, actors, and observers. Such relationship can be made use for analyzing the social problem in the society that might have been too risque to be openly discussed, especially in the issues considered taboo in a community. Key word: Theatre, affair, Boal, intertext, feminism