Penelitian bertujuan unttuk mengetahui pemetaan pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP), ketuntasan belajar berbasis Ujian Nasional, dan proses pembelajaran di salah satu SMA Negeri di SurakartaPenelitian dilaksanakan bulan Oktober sampai dengan November. Metode pengumpulan data dalam penelitian menggunakan metode survei, deep interview, angket, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu instrumen pemetaan SNP, lembar observasi kegiatan pembelajaran di kelas, lembar analisis buku guru dan siswa, angket observasi guru dan siswa. Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif .Hasil analisis 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) di Salah Satu SMA Negeri di Surakarta menunjukkan bahwa GAP antara standar pencapaian dengan ketercapaian terbesar terdapat pada standar kedua (standar proses) yaitu sebesar 3,24 %. Indikator pada standar proses yang belum mencapai nilai sempurna meliputi penyusunan RPP mata pelajaran oleh guru, pemantauan proses pembelajaran oleh kepala sekolah, penyampaian hasil supervisi oleh kepala sekolah, serta penggunakan media dalam proses pembelajaran. Hasil Analisis pembelajaran di salah satu SMA Negeri di Surakarta meliputi aspek proses pembelajaran di kelas, bahan ajar, dan pelaksanaan kurikulum 2013. Ketercapaian kualitas proses pembelajaran di kelas sebesar 77,5 %. Aspek yang belum maksimal dari proses pembelajaran meliputi : model pembelajaran, pendekatan scientific belum diterapkan sepenuhnya dalam pembelajaran sehingga kurang terbedayakannya  kemampuan siswa dalam menerapkan pendekatan scientific dan penilaian yang masih ditekannya pada aspek kognitif.. Kualitas bahan ajar sebesar 65,15 %.  Aspek yang belum maksimal dari bahan ajar meliputi : buku ajar belum memfasilitasi siswa untuk membangun konsep sendiri. Penilaian yang terdapat pada buku ajar hanya ditekankan pada aspek kognitif. Ketercapaian pelaksanaan kurikulum 2013 sebesar 95,83 %. Hasil tersebut sudah tergolong baik. Dari ketiga aspek tersebut dapat diketahui bahwa hasil ketercapaian yang paling rendah terdapat pada aspek kualitas bahan ajar yang hanya mencapai 65,15 %.