ABSTRACT Belut dan lele merupakan jenis ikan yang sudah dikenal luas dan lama oleh rakyat Indonesia, karena terdapat beberapa macam varitas ikan local hidupnya di perairan teruatama air tawar di seluruh wilayah Nusantara, disamping manfaatnya yang banyak untuk peningkatan pendapatan dan gizi masyarakat melalui penjualan berbagai macam bentuk berupa ikan segar, ikan kering, tepung, makanan siap saji, bibit dan lain-lain. Walaupun demikian budidaya dan pemasaran jenis ikan tersebut belum optimal secara ekstensif maupun intensif sehingga produksinya belum mampu mencukupi kebutuhan baik dalam negeri maupun ekspor. Adapun tujuan pelaksanaan program IPTEKS ini adalah untuk mengembangkan teknologi tepat guna melalui budidaya belut dan ikan lele pada lahan sempit sekitar rumah penduduk. Kegiatan ini dilaksanakan selama 10 bulan (persiapan tempat hingga pembuatan laporan), bertempat di Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Metode yang digunakan adalah demonstrasi pada lahan sempit sekitar rumah penduduk Dusun Dagas, Mranggen, Polokarto, Kabupaten Sukoharjo. Kegiatannya meliputi penjelasan teori dan praktek/pelatihan, diskusi, penugasan, pendampingan yang menyangkut budidaya belut dan ikan lele kepada peserta / anggota kelompok tani, uraiannya: 1). Penebaran benih belut sebanyak 31 kg berukuran 7-8 cm yang ditempatkan pada 4 buah kolam pembesaran dalam plastik masing-masing berukuran 3x1, 5x1 m dan 1 buah kolam pembesaran dalam bak beton masing-masing berukuran 4x2x1m,yang masing-masing kesemuanya susunan media kolam (sekaligus sebagai makanan) tebalnya dari bawah (dasar) ke atas terdiri pasir / jerami 2 cm, lumpur 10 cm, jerami 10 cm, gedebog 10 cm, pupuk kandang 10 cm, lumpur 10 cm, air 10 cm; 2). Penebaran benih lele (ukuran 4-5 cm sebanyak 500 ekor) pada 1 buah kolam pembesaran dalam bak beton berukuran 3x1, 5x1 m dengan media cukup air tawar setinggi 80 cm. Makanan tambahan belut berupa sisa-sisa daging/tulang binatang yang sehat dan sisa-sisa bahan/makanan dari dapur, sedangkan makanan lele berupa sebagian kecil pellet (awal pertumbuhan), serta sebagian sayuran kangkung mentah. Panen dilaksanakan umur 3,5 bulan untuk lele, sedangkan belut berumur 10 bulan. Hasilnya : 1). Untuk lele sebanyak 416 ekor lele (83,2% hidup) berukuran masing-masing sepanjang 28-30 cm dengan total beratnya 416x297 g = 123,562 g = 123,562 kg. Sedangkan benih yang mati 84 ekor lele (16,8%). Derajat kehidupan benih berukuran 4-5 cm = 83,2% termasuk sangat baik, karena standarnya derajat kehidupannya 70 – 80%; 2). Untuk keseluruhan belut 150,05 kg. Kata kunci : Pemanfaatan lahan sempit, budidaya belut dan lele, prospektif