Berbagai macam pengambilan keputusan ideal yang berkaitan dengan rekayasa persungaian mensyaratkan sebuah studi menyeluruh pada perilaku sungai (respon sungai) baik akibat perubahan alam maupun akibat intervensi manusia. Dalam mempelajari respon sungai, terdapat banyak aspek yang harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan morfologi sungai. Propagasi dasar sungai akibat perubahan lokal adalah salah satu aspek penting yang membutuhkan perhatian khusus karena dampaknya terhadap perubahan morfologi sungai. Sayangnya aspek ini belum dikaji dengan jelas karena fenomenanya yang kompleks. Tujuan utama tulisan ini adalah untuk mempelajari sekaligus mendapatkan fomulasi matematis bagaimana dasar sungai berperilaku akibat perubahan debit atau kekasaran bantaranya. Sebuah pendekatan matematis satu dimensi telah dirumuskan pada tulisan ini untuk menjelaskan secara sederhana proses konveksi - difusi yang terjadi pada propagaasi dasar sungai. Prinsip conveksi - difusi sebuah besaran dijadikan dasar pengembangan formula matematis dalam tulisan ini dengan mengadaptasikan batasan-batasanya dalam batasan-batasan morfologi sungai. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan perilaku dasar sungai dengan metode matematis sederhana hanya dapat digunakan sebagai perkiraan umum. Hal tersebut dikarenakan kedua variabel: wave celerity (c3) dan diffusion factor (D) telah diasumsikan sebagai variabel yang linear. Sedangkan pada kenyataanya, kedua variabel tersebut berperilaku tidak linear. Dengan demikian pemahaman atas kemungkinan pemberlakuan formula yang dihasilkan serta batasan-batasan berlakunya formula tersebut menjadi hal yang sangat penting diperhatikan. Pendekatan numeris sangat direkomendasikan pada penelitian lanjutan untuk mempelajari lebih lanjut perilaku propagasi dasar sungai.  Kata kunci: morfologi sungai, dasar sungai, pendekatan matemtis, konveksi-difusiPermalink: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/keairan/article/view/2744[How to cite: Wahono, E.P. (2005). Mathematical Approach of Riverbed Propagation, Jurnal Keairan, 12 (2): 54-63]