Penelitian ini menjelaskan mengenai model pendidikan multikultural pada Pesantren tradisional Nahdatul Ulama di Kota Tasikmalaya. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi tawaran model pendidikan multikultural agar dapat diaplikasikan di komunitas masyarakat lainnya terutama dalam mencegah ancaman radikalisme. Dengan menggunakan metode kualitatif, didapatkan hasil penelitian sebagai berikut; Pertama, Pola internalisasi tradisi di pondok pesantren sangat di pengaruhi oleh nilai-nilai Ahlussunah wal jamaah (ASWAJA), penerapan prinsip tawasut, tasammuh, taadul ditanamkan pada pendidikan baik di pesantren maupun di madrasah formal di tingkat pertama dan di lanjutkan pada tahap selanjutnya, Kedua, Pola transformasi dimensi multikultural di Pendidikan Pesantren mempunyai ciri khas memberikan pengetahuan mengenai ilmu alat/metode, sebagai kunci untuk membaca dan memahami ilmu agama yang lebih mendalam, hal ini dikarenakan pemahaman mengenai ajaran agama di landasi oleh pemahaman metodologis terhadap ilmu. Pada tingkat lebih lanjut pengajaran mengenai ushul fiqih maupun Al-Qur’an dan Hadits harus terintegrasi. Ketiga, respon dan penerimaan terhadap ajaran baru di pesantren selalu dilakukan melalui berbagai aktifitas dialogis, seperti bathsul masaail, menjadikan penerimaan pesantren terhadap nilai multikultural lebih terbuka.Â