In general, science advancement products can be used to solve problems faced by people or society, especially in the quest for a more prosperous life. While religion is seen as an impediment to the progress of science. This paper provides a discussion of the search for truth in the perspective of religion and science. It is understandable that between science and religion in achieving the truth is not as a condition or a status, but a process. This reminds us that the ultimate truth belongs to God alone, whereas the truth that man achieves through both science and religion is a temporary truth. This happens because humans are only able to capture the signs of phenomena (qauniah and naqliah). The findings of the interpretation of these phenomena need to be values that are understood from God's revelation and become the basis of philosophical ethics. Secara umum produk-produk kemajuan sains (Ilmu Pegetahuan) dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi manusia atau masyarakat terutama dalam usahanya mencapai kehidupan yang lebih sejahtera. Sedangkan agama dipandang sebagai penghambat dari kemajuan sains. Tulisan ini memberikan  pembahasan mengenai pencarian kebenaran dalam perspektif agama dan sains. Dapat dipahami bahwa antara sains dan agama dalam mencapai kebenaran adalah bukan sebagai keadaan atau status, melainkan sebuah proses. Hal ini mengingatkan bahwa kebenaran hakiki itu hanyalah milik Allah semata, sedangkan kebenaran yang dicapai manusia baik melalui sains maupun agama adalah kebenaran sementara. Ini terjadi karena manusia hanya mampu menangkap tanda-tanda fenomena (qauniah dan naqliah).Temuan dari interpretasi fenomena tersebut perlu menjadi nilai-nilai yang dipahami dari wahyu Allah dan menjadi dasar etik filosofis.Â