Tulisan ini membahas urgensi membangun jiwa wirausaha sebagai upaya meningkatkan daya saing. Bahasan ini mengacu pada hasil penelitian Potensi Jiwa Wirausaha Mahasiswa Unisbank Semarang Pengusul Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) Tahun 2012. Sebanyak 54 kelompok pengaju proposal sebagai populasi (±170 orang) dan masing-masing kelompok ditentukan satu orang sebagai responden. Data tentang potensi jiwa wirausaha diperoleh dengan menggunakan Tes Pendengar dan Thematic Apperseption Test (TAT) dari BP2TK Provinsi Jateng. Hasil Tes Pendengar menunjukkan, bahwa secara agregat terdapat 52,5 persen responden berpotensi tidak mampu memperoleh informasi yang utuh dan akurat sekaligus berpotensi tidak mampu bekerjasama dengan berbagai alasan. Adapun hasil TAT hanya 39,72 persen responden yang berpotensi mampu berinovasi/berkreasi, 33,7 persenberpotensi menjadi karyawan, dan 26,6 persen tidak terdeteksi sebagai kelompok yang mampu berinovasi/berkreasi maupun sebagai karyawan. Potensi jiwa wirausaha ini perlu dieksplor agar menjadi kemampuan berwirausaha handal sebagai modal bersaing. Oleh karena itu peran psikolog sangat penting dalam membangun jiwa berwirausaha, disamping peran akademisi dalam aspek pengetahuan ekonomi, dan peran masyarakat sekaligus pemerintah dalam membuat kondisi perilaku (budaya) wirausaha.Kata kunci: potensi, jiwa, wirausaha, daya saing