Although the essence of human being has been questioned long times ago, there are many conceptual answers toward that question. Thus it is common if human beings, as social and individual creatures may try to question it to find new answers. The answer is mainly obtained by contemplating one's self based on the existing concept or reflecting one's self using an individual spiritual experience. The understanding to the essence of human beings described in this writing is based on the concept given by al-Syaikh al-Akbar ibn Arabi who is philosophical as well as sufistic. Who is a man? A man is "God" in its tajalli perfect form in the universe. Therefore, a man is not perfect when he cannot show God's characteristics. Ibn Arabi says, "one of this characteristics is to become a responsible leader either for himself or others". Meskipun esensi manusia telah dipertanyakan sejak lama, ada banyak jawaban konseptual untuk pertanyaan itu. Jadi, adalah hal yang biasa jika manusia, karena makhluk sosial dan individu dapat mencoba menanyainya untuk menemukan jawaban baru. Jawabannya terutama diperoleh dengan merenungkan diri seseorang berdasarkan konsep yang ada atau mencerminkan diri seseorang dengan menggunakan pengalaman spiritual individu. Pemahaman terhadap esensi manusia yang digambarkan dalam tulisan ini didasarkan pada konsep yang diberikan oleh al-Syaikh al-Akbar ibn Arabi yang filosofis sekaligus sufistik. Siapa pria Seorang pria adalah "Tuhan" dalam bentuk tajalli yang sempurna di alam semesta. Karena itu, seorang pria tidak sempurna saat dia tidak bisa menunjukkan sifat Tuhan. Ibn Arabi mengatakan, "salah satu karakteristik ini adalah menjadi pemimpin yang bertanggung jawab baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain".