Kondisi ruas jalan Cadas Pangeran yang panjangnya sekitar dua kilometer saat ini, telah mengalami penurunan kondisi jalan sebesar 20%. Ditengarai bahwa pemicunya adalah hujan deras dan keadaan tebing yang labil, selain itu diketahui ada kelebihan tonase sekitar 90%, sehingga dapat mengancam infrastruktur jalan. Untuk menyelamatkan Cadas Pangeran tersebut, salah satu tindakan yang dilakukan oleh pemerintah adalah melarang kendaraandengan tonase di atas 8 ton melintasi Cadas Pangeran. Hal ini mengakibatkan pengalihan arus lalulintas ke beberapa jalur alternatif, dan berdampak pada biaya operasional kendaraan (BOK) yang langsung dirasakan oleh para pengguna jalan. Tujuan artikel ini adalah untuk mengetahui perubahan besaran BOK agregat akibat pengalihan arus lalu lintas dari ruas Cadas Pangeran ke jalur alternatif 1 (Bandung-Subang-Cikamurang-CijelagKadipaten-Palimanan) dan Jalur Alternatif 2 (Bandung-Subang-Pamanukan-LohbenerPalimanan). Pendekatan artikel dilakukan melalui pengamatan dan analisis terhadap datasekunder lalu lintas dan data primer terbatas yang berkaitan dengan kondisi lalu lintas, dalam hubungannya dengan pendekatan analisis BOK. Hasil analisis menunjukkan terdapat peningkatan besaran BOK agregat sebesar Rp.373,520,643,819.56 per tahun (16.65%). Kenaikan BOK tersebut disebabkan oleh peningkatan volume lalulintas pada jalur alternatif 1 dan 2 yang menerima limpahan kendaraan dari ruas Cadas Pangeran, sebagai akibat pengalihan arus lalu lintas dari ruas tersebut.Kata kunci: Biaya Operasional Kendaraan (BOK), jalur alternatif, lalu lintas, tingkat pelayanan jalan At the moment the condition of Cadas Pangeran road along two kilometres, has decreased around 20%. Presumed it is triggered by hard rain and unstable slope condition. It is also indicated there is tonnage surplus around 90 % that threatened the road infrastructure. For saving Cadas Pangeran, one of policies performed by government is forbiding vehicles with over 8 tons tonnage to pass the road. This matter, caused traffic shifting to some alternative routes, which influenced vehicle operating cost (VOC) experienced by the road users. The goal of the research is to know the changing of Vehicle Operating Cost (VOC) at Cadas Pangeran route as the result of traffic shifting to alternative route 1 (Bandung-SubangCikamurang-Cijelag-Kadipaten-Palimanan) and alternative route 2 (Bandung-SubangPamanukan-Lohbener-Palimanan). The research approach was done by observed and analysed secondary traffic data and limited primary traffic data, related to traffic condition, in correlation with VOC analysis approach. The analysis results shown aggregate vehicle operating cost, increasing from those three routes examined as Rp 373,520,643,819.56 (16.65%) annually. Those increasing are caused of traffic volume increase on alternative routes 1 and 2, which accepted vehicles overflow from Cadas Pangeran.Keywords: Vehicle Operating Cost (VOC), alternative routes, traffic, Level of Service (LOS)