Bangunan mixed-use adalah salah satu solusi terhadap masalah kemacetan di Jakarta Bangunan ini sedang marak dilakukan pembangunannya. Bangunan ini menampung berbagai fungsi dasar manusia, mulai dari bermukim, bekerja, hingga rekreasi dengan harapan dapat mengurangi mobilitas masyarakat. Fungsi-fungsi tersebut seharusnya dapat berjalan dengan baik. Dengan latar belakang kondisi tersebut, pendekatan integrasi fungsi dapat diterapkan untuk mendorong potensi-potensi lainnya. Tujuan tulisan ini adalah untuk mengulas bagaimana cara penerapan pendekatan integrasi fungsi pada bangunan mixed-use khususnya di Jakarta. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif-komparatif berupa tabel yang membandingkan tiga bangunan mixed-use di Jakarta menggunakan parameter dari empat aspek perancangan yang dikemukakan oleh Kathryn H. Anthony: Site Development: Building Massing and Composition on Site, Site Development: Drop Offs and Parking, dan Site Development: Open Space. Hasil studi menunjukan bahwa hampir keseluruhan aspek tersebut memiliki integrasi fungsi sehingga menjadikan mixed-use bangunan yang efektif dan efisien.