Keberagaman sangat erat dengan masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai budaya, latar belakang, etnis, dan agama yang disebut dengan multicultural. Hal tersebut membuat masyarakat belajar untuk hidup harmonis dengan sesama, namun adanya perbedaan tetap berpotensi memicu konflik bahkan perpecahan. Ditambah dengan kemajuan teknologi dan informasi yang terjadi terutama pada media komunikasi dan informasi media siber berita dalam memberitakan suatu peristiwa berkaitan dengan keberagaman. Media siber berita pada prinsipnya memberikan informasi yang penting diketahui kepada masyarakat berdasarkan fakta dan independen untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun pemberitaan media siber juga dibuat oleh jurnalis yang memiliki perspektif dan interpretasinya sendiri serta dipengaruhi juga oleh latar belakangnya dan bahkan adanya kepentingan media itu sendiri yang seharusnya tidak boleh diterapkan sehingga objektifitas dan independen media mulai bergeser. Dalam penelitian ini, peneliti membahas penerapan jurnalisme damai pada media siber Kompas.com, Liputan6.com, Okezone.com mengenai pemberitaan tragedi Bom Surabaya Mei 2018. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis wacana, serta untuk menguatkan validitas data yang telah diamati, peneliti juga melakukan wawancara terarah, peneliti menemukan bahwa pemberitaan tiga media siber tersebut bersifat faktual dan hati-hati terutama pada berita terkait isu keberagaman seperti penerapan jurnalisme damai pada media siber tersebut.