Penelitian ini adalah salah satu kajian ilmiah yang membahas tentang koeksistensi atau hidup rukun secara berdampingan umat beragama antara masyarakat Islam dan Kristen di Kecamatan Lamasi Kabupaten Luwu yang mana berdasarkan fenomena saat ini, di dunia tak terkecuali di Indonesia terdapat isu konflik yang mengatasnamakan agama. Penelitian ini memberikan batasan masalah yaitu bagaimana bentuk-bentuk koeksistensi umat beragama di Kecamatan Lamasi Kabupaten Luwu dan apa peran penting pendidikan dalam koeksistensi umat beragama di Kecamatan Lamasi Kabupaten Luwu.Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memahami bentuk koeksistensi umat beragama di Kecamatan Lamasi Kabupaten Luwu serta untuk memahami peran penting pendidikan dalam koeksistensi umat beragama di Kecamatan Lamasi Kabupaten Luwu. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian bersifat kualitatif deskriptif, dengan tujuan menggambarkan fenomena koeksistensi umat beragama antara masyarakat Islam dan Kristen secara sistematis dari suatu fakta secara faktual dan cermat.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasanya tiga bentuk koeksistensi umat beragama di Kecamatan Lamasi dapat ditinjau dari koeksistensi umat beragama dengan pemerintah, koeksistensi umat beragama melalui budaya, serta koeksistensi umat beragama melalui pendidikan. Koeksistensi umat beragama dengan pemerintah diwujudkan dalam beberapa peran pemerintah Kecamatan Lamasi seperti sosialisasi tentang toleransi, memfasilitasi dialog antaragama, pemerataan pelayanan, filterisasi berita palsu, serta adanya kerjasama dengan umat beragama dalam menjaga keharmonisan. Sedangkan koeksistensi umat beragama melalui budaya diimplementasikan melalui kesenian, adat pernikahan, kegiatan ekonomi, dan sistem kekeluargaan. Dan yang terakhir, bentuk koeksistensi umat beragama melalui pendidikan dilakukan dengan pergaulan antara pendidik dan peserta didik, memberi suri tauladan yang baik serta mengajak dan mengamalkan. Kemudian peran penting pendidikan dalam koeksistensi umat beragama di Kecamatan Lamasi yang diamati melalui pendidikan formal diantaranya sekolah sebagai ajang sosialisasi, sekolah sebagai salah satu wadah untuk memperingati hari raya keagamaan, sekolah sebagai tempat untuk menumbuhkembangkan jiwa toleransi, sekolah sebagai penunjang kegiatan sosial, serta sekolah sebagai upaya prefentif dan kuratif mengenai keharmonisan dalam bermasyarakat. Selain itu peran penting pendidikan dalam koeksistensi umat beragama yang diwujudkan dalam pendidikan informal dilakukan dengan tiga gaya pendisiplinan, diantaranya gaya pendisiplinan autotarif, pendisiplinan autotarian serta gaya pendisiplinan permisif.