Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi obesitas sentral di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun dari 18,8 % (2007), 26,6 % (2013), dan sebesar 31 % pada tahun 20183. Di jawa barat, prevalensi yang mengalami obesitas sentral bahkan lebih besar dari prevalensi nasional. Obesitas, terutama obesitas sentral, adalah penyebab utama metabolik sindrom5,6,7. Obesitas sentral dapat terjadi karena berbagai factor, factor yang paling dekat saat ini dikaitkan dengan pola konsumsi dan aktivitas fisik. Sedangkan masyarakat dapat menerapkan pola konsumsi yang benar apabila mereka memiliki pengetahuan tentang gizi secara memadai. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan untuk melengkapi data kuantitatif menggunakan metode wawancara mendalam. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilaksanakan secara purposive sampling yaitu responden dipilih berdasarkan pada pertimbangan subjektif dan praktis, dimana responden tersebut dapat memberikan informasi yang memadai untuk menjawab pertanyaan penelitian. Analisis data dilakukan dengan metode analisis univariat dan analisis bivariat. Dari hasil penelitian diketahui, bahwa faktor pengetahuan gizi berpengaruh terhadap perubahan lingkar perut pada penderita obesitas sentral di karawang, sedangkan factor aktivitas fisik tidak berpengaruh terhadap lingkar perut pada penderita obesitas sentral di karawang.Keywords : Pengetahuan gizi, Aktivitas fisik, Obesitas sentral