ISPA merupakan jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh warga Desa Besuk. Berdasarkan data laporan dari Puskesmas Bantaran mulai tahun 2014 sampai tahun 2015, jumlah penderita ISPA di Desa Besuk sebanyak 336 orang. ISPA menduduki peringkat pertama jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk Desa Besuk dibandingkan penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian ISPA di Desa Besuk. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi penelitian adalah warga Desa Besuk yang berada dalam rentang usia 20-44 tahun yang berjumlah 1.344 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan prinsip simple random sampling sehingga didapatkan jumlah akhir responden sebanyak 60 orang sebagai sampel penelitian. Variabel independen meliputi keberadaan debu dalam ruang, frekuensi menyapu rumah, penggunaan masker saat keluar rumah, kepadatan hunian tempat tidur, luas ventilasi dapur, dan jenis lantai rumah, sedangkan variabel dependen adalah kejadian ISPA pada orang dewasa. Data penelitian diuji dengan uji statistik Chi-square dengan tingkat kemaknaan α < 0,1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor yang berhubungan dengan ISPA yaitu keberadaan debu ruang (p=0,006), frekuensi menyapu rumah (p=0,083), dan penggunaan masker saat keluar rumah (p=0,099). Hal ini menunjukkan bahwa warga Desa Besuk belum maksimal dalam menjaga kebersihan rumah dan menjaga diri dari polutan berbahaya di lingkungan. Oleh karena itu, Warga Desa Besuk disarankan untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan dirinya dengan berperilaku hidup bersih dan sehat, serta disarankan untuk memakai masker saat bepergian ke luar rumah dikarenakan kondisi lingkungan di Desa Besuk yang berdebu