Kualitas pengobatan tuberkulosis di DIY berdasarkan laporan P2M, meskipun dari ta-hun ke tahun terus meningkat namun, tetap masih rendah, yaitu angka kesembuhan baru mencapai 84,07% (target 85%). Cakupan penemuan tuberkulosis di Puskesmas Depok 3 dirasa masih rendah pada tahun 2011 terdapat 23 kasus, tahun 2012 19 kasus, sedangkan pada tahun 2013 terdapat 25 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengeta-hui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian tuberkulosis di Puskesmas Depok 3 Kabupaten Sleman. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan sampel case control yang dilakukan pada tahun 2014. Sampel penelitian ini adalah 60 responden, dengan kasus sebanyak 20 responden, dan kontrol sebanyak 40 responden (perbandingan 1:2). Analisis data dengan menggunakan uji chi-square dan Fishers exact test. Hasil menunjukkan tidak ada hubungan kepadatan hunian rumah (p value 0,422, OR 2,250), kebiasaan merokok (p value 1,000, OR 1,000) dan status ekonomi (p value 1,000, OR 1,123) dengan tuberkulosis di Puskesmas Depok 3 Kabupaten Sle-man. Kesimpulannya tidak ada hubungan kepadatan hunian, kebiasaan merokok, dan status ekonomi dengan tuberkulosis.The quality of tuberculosis treatment in the DIY province based on the report of P2M, although from year to year keep increasing but still low, the cure rate has reached 84.07% (target of 85%). Tubeculosis detection coverage in Depok 3 primer health centre (puskesmas) is still low, its seen that in 2011 there were 23 cases, 19 cases in 2012, whereas in 2013 there were 25 cases. This study aims to determine what factors that have connection with the incidence of tuberculosis in Depok 3 Primer Health Care of Sleman distric. This research is an observational analytic sample case control in 2014. The studys sample were 60 respondents, with as many as 20 cases of respondents, and control as many as 40 respondents (ratio 1:2). Data analysis using chi-square test and Fishers exact test. The result there was no relationship between the density of residential (p value 0,422, OR 2,250), smoking habits (p value 1,000, OR 1,000), occupation and economic status (p value 1,000, OR 1,123) with the occurrence of tuberculosis in Depok 3 Primer Primer Health Care of Sleman distric. Conclution there was no relationship between the density of residential, smoking habits, occupation, and economic status with tuberculosis.