Pada era globalisasi, masih saja terdapat desa / daerah tertinggal di Indonesia. Daerah tertinggal itu sendiri sebagian besar berada pada wilayah-wilayah terluar Indonesia. Salah satu penyebab yaitu jauhnya daerah dari pusat kota dan sulitnya akses menuju lokasi. Dusun Pucukan Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur termasuk ke dalam kategori daerah tertinggal disebabkan oleh kehidupan warganya kurang layak. Keadaan dusun ini membutuhkan suatu perubahan agar kualitas hidup dan lingkungan warga menjadi lebih baik. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dusun Pucukan memiliki potensi mangrove yang belum tereksplorasi. Oleh karena itu, muncullah ide perancangan kawasan ekowisata mangrove di dusun Pucukan. Sebuah kawasan ekowisata diharapkan akan membantu meningkatkan kualitas ekonomi penduduk setempat, sehingga dusun Pucukan menjadi dusun yang mandiri. Kawasan ekowisata mangrove terdiri dari fasilitas riset dan pendidikan; wisata; dan industri yang berbasis masyarakat. Rancangan menggunakan pendekatan, green building, ecotourism society dan architecture promenade. Pendekatan green building dan ecotourism society dipilih agar desain yang tercipta tidak merusak alam dan kondisi lingkungan disekitar lokasi serta memberikan dampak positif pada penduduk setempat, sedangkan architecture promenade dipilih untuk menciptakan sekuen yang diinginkan pada rancangan.